surabayaupdate.com
HEADLINE INDEKS

Kisah Seorang Janda Satu Anak Yang Ditipu Teman Baiknya Hingga Rp 1,512 Miliar

Theresia Wiratmaji Soeharto, janda satu anak yang berusia 62 tahun ini harus merasakan miskin di sisa hidupnya yang sudah tua. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)
Theresia Wiratmaji Soeharto, janda satu anak yang berusia 62 tahun ini harus merasakan miskin di sisa hidupnya yang sudah tua. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

Tidak menyangka akan menjadi korban penipuan oleh teman baiknya sendiri, seorang janda yang kesehariannya hidup seorang diri, hanya ditemani ibunda tercinta yang sudah renta, tuntut keadilan. Namun, janda satu anak ini bingung, kemana ia harus mengadu dan menuntut keadilan. Bagaimana kisah tragis ibu berusia 62 tahun ini, berjuang seorang diri menuntut keadilan? Berikut ini kisahnya yang ditulis secara berseri.

Oleh : Parlindungan P

Mungkin, wanita ini bisa dikatakan sebagai salah satu wanita yang hidupnya paling tragis di masa tuanya. Bagaimana tidak, dimasa tuanya yang harus dia jalani seorang diri dalam kesehariannya di sebuah rumah yang ditinggalinya, wanita ini terancam miskin di sisa hidupnya ini.

Upayanya mengumpulkan uang rupiah demi rupiah, hingga jumlahnya menjadi besar harus hilang dengan percuma hanya karena bujuk rayu seorang wanita yang sudah dikenalnya 20 tahun lebih. Ironisnya, wanita yang sudah menipunya itu, sudah dianggapnya sebagai sahabat bahkan dianggap sebagai saudara.

Iba. Itulah alasan Theresia Wiratmaji Soeharto harus melepaskan semua uang ditabunganny. Tidak tanggung-tanggung, jumlah keseluruhan uang yang harus ia keluarkan untuk membantu sabahatnya itu hingga mencapai Rp. 1,512 miliar.

Bagaimana janda 1 anak ini bisa tertipu wanita yang sudah dianggapnya sebagai orang dekatnya itu hingga jumlahnya Rp. 1,512 miliar ? Saat ditemui di rumahnya, wanita tua yang tinggal di Jalan Kelud Surabaya ini pun menuturkan, Imawati Ongkohadi alias Loan Tanudjaja, wanita yang sudah menipunya tersebut, tidak sekali ini saja pinjam uang kepadanya.

“Pernah suatu ketika, setelah suaminya meninggal, Loan datang ke saya untuk pinjam uang. Uang yang dipinjamnya itu, akan Loan pakai untuk menyelesaikan tagihan-tagihan pajak ke perusahaan pajak, yang ditinggalkan almarhum suaminya, “ ujar Theresia.

Sebagai teman dekat, lanjut Theresia, penderitaan Loan itu membuat hati ini luluh, Ketika Loan menyebutkan jumlah uang yang dibutuhkan untuk dipinjam, tanpa berfikir panjang, dalam hitungan hari, uang itu sudah ada dan langsung diberikan ke Loan.

“Waktu itu, Loan benar-benar menepati janjinya. Loan pernah bilang ketika uang itu belum saya berikan, bahwa Loan akan memberikan sejumlah uang sebagai bunga atas uang yang dipinjamnya dari saya. Padahal waktu itu, saya tidak menuntut kompensasi bunga apapun atas uang yang Loan pinjam ke saya, “ ungkap Theresia.

Masih menurut Theresia, meski ia tidak memberikan batas jatuh tempo untuk mengembalikan uang yang sudah dipinjamnya, Loan dengan kesadarannya sendiri, benar-benar mengembalikan uang itu secara utuh dan waktu melunasinya, menurut saya, tidak begitu lama.

Karena sudah mempercayai Loan, Theresia tidak menolak sama sekali ketika Loan kembali datang kepadanya untuk meminjam uang, walaupun kali ini, uang yang akan dipinjam Loan ke Theresia, jumlahnya lebih besar dari uang-uang yang pernah Loan pinjam dari Theresia sebelum-sebelumnya.

Theresia pun kembali bercerita, waktu itu Loan bertelepon dengan maksud untuk meminjam uang. Jumlah pertama yang diminta Loan adalah SGD 13 ribu. Beberapa hari kemudian, begitu Loan diberitahu jika uang yang diminta itu datang, Loan kemudian datang ke rumah untuk mengambil uang itu.

“Beberapa hari kemudian, Loan bertelepon lagi untuk pinjam dan saya sanggupi. Begitu seterusnya sepanjang Oktober 2011. Untuk SGD yang sudah saya keluarkan ke dia adalah SGD 145 ribu dan AUD sebesar 2 ribu sehingga jika dikurskan dalam rupiah jumlahnya mencapai Rp. 1,4 miliar, “ papar Theresia.

Ternyata, jumlah itu bukan yang terakhir. Nopember 2011, Loan kembali mendatangi Theresia untuk pinjam uang. Karena uangnya dalam mata uang asing tidak ada lagi, Theresia kemudian menawarkan bagaimana jika dalam mata uang rupiah? Ternyata permintaan Theresia tersebut langsung disetujui Loan.

“Uang tabungan saya waktu itu memang hanya tinggal dalam mata uang rupiah. Dan jumlahnya jauh lebih sedikit dari semua mata uang asing yang sudah saya berikan ke Loan. Sehingga, begitu Loan masih butuh pinjaman lagi dalam mata uang rupiah, saya hanya mampu memberinya pinjaman Rp. 112 juta, “ kata Theresia.

Niat baik yang sudah ditunjukkan Theresia untuk membantu Loan yang waktu itu sedang butuh uang, yang katanya untuk anak-anaknya, khususnya anak perempuannya yang sangat butuh uang untuk membiayai bisnisnya, membuat Theresia harus menderita seumur hidupnya.

Theresia yang awalnya seorang janda mandiri dengan tabungan yang cukup untuk membiayai hidup selama ditinggal anaknya merantau ke Kanada, sekarang berubah menjadi seorang janda yang tidak mempunyai uang lagi.

Sekarang, Theresia pun bingung, uang darimana lagi yang akan dipergunakannya untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari. Apalagi, di masa tuanya sekarang ini, beberapa penyakit mulai menghinggapinya. (bersambung/*)

 

Related posts

Status Strata Title Murni Keinginan Pedagang Pasar Turi

redaksi

Jelang HUT PT Sampoerna Tbk Ke 103, Sampoerna Gelar Simulasi Tanggap Bencana Di Malang

redaksi

Bos PT Guna Karya Pembangunan Ungkap Adanya Penipuan Yang Dialaminya

redaksi