surabayaupdate.com
HEADLINE INDEKS TNI

Korem 081/DSJ Gelar Sosialisasi Faham Radikal Dan Balatkom Bagi TNI Dan Keluarga Besar TNI

Sosialisasi paham radikal dan munculnya kembali paham komunisme yang digelar di aula Korem 081/DSJ dan diikuti 139 peserta. (FOTO : penrem 081/DSJ untuk surabayaupdate.com)
Sosialisasi paham radikal dan munculnya kembali paham komunisme yang digelar di aula Korem 081/DSJ dan diikuti 139 peserta. (FOTO : penrem 081/DSJ untuk surabayaupdate.com)

MADIUN (surabayaupdate) – Mengantisipasi Bahaya Laten Komunis (Balatkom) dan Faham Radikal bagi TNI serta Keluarga Besar TNI (KBT), Korem 081/DSJ mengadakan sosialisasi yang diadakan di aula Makorem 081/DSJ jalan Pahlawan No 50 Kota Madiun.

Kegiatan yang dilaksanakan Kamis (30/10) ini di pimpin langsung Kasilog Rem 081/DSJ Letkol Inf Udjiono HS mewakili Komandan Korem 081/DSJ. Pada acara sosialisasi ini diikuti 139 orang peserta terdiri dari Pasiter Kodim jajaran Korem 081/DSJ, Pepabri, PPM, PPAD, LVRI, PIVERI, PERIP, GM FKPPI dan FKPPI.

Perjalanan panjang sejarah gerakan PKI untuk mewujudkan masyarakat komunis di Indonesia tidak pernah berhenti. Untuk mencapai tujuan tersebut, komunis menggunakan berbagai cara mulai dari mempengaruhi sampai jalan penetrasi dan infiltrasi ke dalam organisasi massa.

Hal itu diungkapkan Danrem 081/DSJ Kolonel Czi M. Reza Utama, mengawali sambutannya. Dalam sambutannya yang dibacakan Kasilog Rem 081/DSJ Letkol Inf Udjiono. HS, Danrem 081/DSJ juga menyampaikan, kegiatan sosialisasi pembinaan antisipasi balatkom dan faham radikal TA. 2014 ini bertujuan untuk menangkal timbulnya kembali gerakan-gerakan komunis gaya baru.

“Gerakan-gerakan komunis gaya baru itu bisa dicegah dengan cara meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pemahaman kembali terhadap nilai-nilai Pancasila, meningkatkan wawasan kebangsaan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat, membangkitkan kesadaran masyarakat, memelihara dan mendata, waspada terhadap upaya penyusupan serta meningkatkan deteksi dini, “ ungkap Udjiono mengutip pernyataan Danrem 081/DSJ.

Saat ini, sambung Udjiono, gerakan komunis gaya baru telah banyak menyusup keberbagai elemen masyarakat dan perlu diingat bahwa komunis di Indonesia merupakan bahaya laten yang tidak pernah mati, akan tetapi hanya berubah bentuk serta akan terus berkembang dengan gaya barunya.

Menambahkan pernyataan Danrem 081/DSJ yang dibacakan Kasilog Rem 081/DSJ Letkol Inf Udjiono. HS ini, Kasiter Korem 081/DSJ Letkol Arh Mariyono mengatakan, kepada seluruh prajurit dan masyarakat dihimbau agar selalu waspada dan mampu mengambil langkah antisipasi yang tepat serta terukur dalam mengamankan dan menjaga keselamatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Oleh karenanya, dalam menghadapi berbagai kemungkinan tersebut, perlu diberikan penjelasan dan pemahaman kepada semua prajurit dan masyarakat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bangkitnya kembali komunisme, “ ujar Mariyono.

Pemahaman yang diberikan kepada semua prajurit dan masyarakat itu, lanjut Mariyono, dapat dijadikan bekal dalam melaksanakan tugas Binter di lapangan guna terwujudnya tingkat kewaspadaan yang tinggi di kalangan prajurit serta masyarakat, sehingga tidak mudah terhasut dan terpancing tipu daya serta propaganda yang dilakukan oleh komunisme.

Masih menurut Mariyono, sebagai prajurit teritorial harus mampu memberikan wawasan terhadap masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh faham radikal kanan serta mengajak masyarakat agar mengantisipasi dan mewaspadai terhadap orang asing yang akan memasukan ideologinya, sehingga nantinya akan diperoleh langkah, cara dan kesamaan dalam bertindak. Ideologi komunis masih dianggap sebagai ancaman negara. (pendam/pay)

Related posts

Tim Penasehat Hukum Pimpinan Pusat PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia Tidak Jadi Ajukan Eksepsi

redaksi

Selain Kerugian, Christian Halim Ungkap Ada Yang Tidak Beres Di Proyek Penambangan Nikel Di Morowali

redaksi

Dewan Sengketa Jawa Timur Damaikan Perseteruan Antara Santi B Melawan Matius Lani Daghu Di PN Surabaya

redaksi