surabayaupdate.com
HEADLINE INDEKS PENDIDIKAN & KESEHATAN

Mahasiswa ITS Ciptakan Electric Eco Bike Untuk Charge Handphone

Electric Eco Bike atau dikenal dengan istilah E-2 Bike buatan 5 mahasiswa ITS. (FOTO : humas ITS untuk surabayaupdate.com)
Electric Eco Bike atau dikenal dengan istilah E-2 Bike buatan 5 mahasiswa ITS. (FOTO : humas ITS untuk surabayaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Dilatarbelakangi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat di Indonesia, lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ciptakan electric eco bike untuk charge handphone yang ramah lingkungan.

Pernahkah berpikir untuk mengisi daya baterai handphone dengan bantuan sepeda? Hal tersebut tak lagi mustahil di tangan Dennys Al Fath dan keempat temannya. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC), para mahasiswa ITS Surabaya ini, ide itu akhirnya menjadi sebuah alat yang nyata.

Dengan alat rancangan para mahasiswa ini, tegangan dan arus yang diterima handphone akan lebih stabil dan sesuai dengan spesifikasinya. Menurut para mahasiswa ITS, kebutuhan energi listrik yang terus meningkat di Indonesia khususnya dalam rumah tangga, yang terbesar adalah proses pengisian baterai handphone.

Pernyataan ini diungkapkan Dennys Al Fath, mahasiswa Teknik Fisika ITS Surabaya selaku ketua tim. Lebih lanjut Dennys mengatakan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC), ia dan empat temannya akhirnya bisa membuat electric eco bike atau dikenal dengan E-2 Bike.

“Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2015 dinyatakan bahwa jumlah pengguna handphone di Indonesia tahun 2014 mencapai 308,2 juta unit, “ ujar Dennys.

Jumlah itu, lanjut Dennys, melebihi jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 yang hanya 255,5 juta jiwa. Hal ini menjadi bukti yang cukup kuat jika dikonversikan dalam penggunaan daya listrik di charging handphone.

Namun, arus dan tegangan listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tidak sesuai dengan kebutuhan handphone. Akhirnya, Dennys bersama-sama dengan I Made Agus Adi Wirawan, Ivan Taufik Akbar Pradhana, Naufal Nugrahandhita, dan Ni Putu Rika Puspita memutuskan untuk menginovasikan sebuah alat yang lebih sesuai dengan mobilitas masyarakat Indonesia yang tinggi.

Dari ide tersebut, maka tercetuslah untuk membuat E-2 Bike, sebuah sepeda yang dapat menghasilkan energi listrik. E2-Bike bukan menggunakan sumber listrik dari PLN, melainkan memanfaatkan Gaya Gerak Listrik (GGL) induksi magnet dan alternator sebagai pembangkit energi listrik. GGL induksi sendiri dihasilkan oleh magnet permanen Neodymium yang dipasang pada velg roda belakang, sehingga menginduksi kumparan kawat yang dililitkan pada besi U.

“Setelah mendapatkan energi listrik dari alternator dan GGL induktor, maka energi listrik akan menuju ke sistem charging. Sistem charging ini berfungsi sebagai penyeimbang dan penyumbang tegangan dan daya. Selanjutnya, sistem ini akan mengirimkan sinyal kepada voltage sensor sebagai safety system ketika tegangan pada storage telah penuh, “ ungkap Dennys.

Yang membuat E-2 Bike ini begitu istimewa, sepeda E-2 Bike ini tidak menggunakan dynamo, tetapi menggunakan motor Brushless Direct Current (BLDC). Selain karena dinamo dipandang terlalu berat, BLDC juga berfungsi untuk mempercepat putaran gear. Lebih hebatnya, BLDC juga dapat digunakan untuk menggerakkan sepeda tanpa perlu mengayuh.

Masih menurut penuturan Dennys, E2-Bike juga punya sistem monitoring pada super kapasitor untuk mengetahui dan mengontrol besar daya yang dikeluarkan untuk charging system.

“Sistem monitoring juga memberikan informasi saat handphone telah terisi penuh. Setelah itu, controller yang akan menghentikan proses charging sehingga tegangan yang masuk ke storage system tidak berlebih, “ pungkasnya.

Walaupun sebelumnya sudah ada gagasan yang sama dengan E-2 Bike, namun Denny dengan tegas menyatakan bahwa E-2 Bike ini memiliki spesifikasi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sepeda yang mempunyai fungsi sama.

Mengapa? E-2 Bike hanya membutuhkan waktu 2,5 jam untuk melakukan proses charging. Ini menunjukkan jika proses charging handphone menggunakan E-2 Bike 5 jam lebih cepat jika dibandingkan dengan alat yang mempunyai fungsi yang sama. Itu artinya, dari segi kecepatan, E-2 Bike rakitan lima mahasiswa ITS ini unggul 10 km per jam lebih cepat dibandingkan dengan alat yang sama dan sudah ada sebelumnya. (humas ITS/pay)

 

Related posts

Kuasa Hukum Penggugat Berharap, Ada Keadilan Bagi Mulya Hadi Setelah Pemeriksaan Setempat

redaksi

Dalam Perkara Christian Halim, Ahli Perikatan Menilai Kasus Ini Cenderung Wanprestasi

redaksi

Tiga Hari Setelah Putusan, Vanessa Angel Akan Tinggalkan Rutan Medaeng

redaksi