surabayaupdate.com
EKONOMI & BISNIS HEADLINE INDEKS

BI Tekan Krisis Ekonomi Dan Inflasi Dengan 4K

pembukaan acara Capacity Building dan Media Gathering Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia di Yogyakarta. (FOTO : amelia wulan/surabayaupdate.com)

YOGYAKARTA (surabayaupdate) – Perseteruan yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia berpengaruh besar terhadap pasar komoditi di Indonesia, tak terkecuali di wilayah Jawa Timur.

Dampak dari itu, harga komoditi meningkat hingga ada batasan barang ekspor di negara lain. Selain itu, penyebab lainnya adalah adanya inflasi yang cukup tinggi.

Terkait analisa ini, disampaikan langsung Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto saat pembukaan acara Capacity Building dan Media Gathering Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia di Hotel Melia Yogyakarta, Sabtu (11/6/2022).

Mengantisipasi adanya harga komoditi yang meningkat dan adanya inflasi ini, Budi Hanoto mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan BI untuk menekan harga komoditi tersebut, adalah melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Timur, dengan menjalankan empat langkah yang dikenal dengan 4K.

Empat langkah yang dimaksud itu adalah, keterjangkauan harga. Dalam hal keterjangkauan harga ini, Bank Indonesia bersama
Pemerintah Provinsi dan Bulog melakukan operasi pasar.

“Langkah kedua adalah Kelancaran distribusi. Disini, masalah kelancaran distribusi harus tetap terjaga,” kata Budi.

Oleh karena itu, lanjut Budi, TPID dan Satgas pangan (berkewajiban) menjaga kelancaran, baik dari segi transport dan pergudangan.

“Segi transportasi dan masalah pergudangan haruslah cukup terkendali di setiap kabupaten dan kota,” ungkap Budi.

Kiat ketiga yang dilakukan BI menurut Budi adalah tentang ketersediaan pasokan.

“Untuk mengatasi ketersediaan pasokan, BI melakukan langkah-langkah dari Bulog serta kementrian perdagangan yang siap untuk mengamankan pasokan stok,” papar Budi.

Masih menurut Budi, 4K yang terakhir adalah tentang komunikasi informasi efektif. Artinya, jika ada spending konsumsi kendati pandemi masih turun, namun konsumsi naik, di upayakan supaya belanja sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai dengan keinginan.

Sementara itu, saat ini Inflasi di Jawa Timur secara nasional menunjukan angka sebesar 10,44%, dan terbesar ketiga setelah DKI dan Jabar. (awp)

Related posts

Dua Germo Anggita Sari Langsung Menerima Hukuman Sembilan Bulan Penjara

redaksi

Rutan Medaeng Akui Ada Napi Bernama Daniel Kurniawan

redaksi

BPK Jatim Beri Predikat Wajar Tanpa Pengecualian Kepada 37 Kota/Kabupaten Se-Jawa Timur

redaksi