surabayaupdate.com
HEADLINE HUKUM & KRIMINAL INDEKS

Steward Jelaskan, Pemicu Kerusuhan Di Stadion Kanjuruhan Karena Kekalahan Arema FC

para Steward yang dihadirkan sebagai saksi diperkara tragedi Stadion Kanjuruhan. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Sidang tragedi Stadion Kanjuruhan Malang untuk terdakwa Hasdarmawan, terdakwa Bambang Sidik Achmadi dan terdakwa Wahyu Setyo Pranoto, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Pada persidangan Selasa (32/1/2023) ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan sembilan orang steward, pengamanan swasta yang diperbantukan untuk menjaga keamanan didalam Stadion Kanjuruhan Malang, saat digelarnya pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

Untuk para steward yang dihadirkan ini, hanya enam orang saja yang hadir sebagai saksi dimuka persidangan.

Para Steward itu bernama Nurkolim yang bertugas berjaga di pintu 14, Achmad Yoni yang bertugas jaga didekat gawang sisi Utara, Dinna Safitri yang bertugas dipintu 10, kemudian ditarik ke lobby dekat mushola, Zainul Arifin yang bertugas jaga di pintu 13. Setelah 20 menit usai pertandingan bergeser ke atas, Joko bertugas jaga di pintu 11, Nanang Subekti yang bertugas di pintu 12 dan Nawawi.

Dari keterangan para steward yang didatangkan sebagai saksi ini, ada sebuah pengakuan menarik dari seorang steward yang menyatakan bahwa terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang waktu itu diawali dengan turunnya dua orang supporter Arema ke lapangan.

Adalah Achmad Yoni yang menjelaskan awal terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang ketika itu.

Berdasarkan pengakuan Achmad Yoni dimuka persidangan, dua supporter yang turun ke tengah lapangan kala itu dipicu dari beberapa pemain Arema FC yang “leyeh-leyeh” ditengah lapangan usai pertandingan selesai.

“Para pemain Arema yang kelelahan usai bertanding kemudian “leyeh-leyeh”. Melihat para pemain Arema ini, para supporter Arema yang tidak bisa menerima kekalahan, langsung turun ke lapangan,” ungkap Achmad Yoni.

Melihat adanya supporter yang turun ketika itu, lanjut Achmad Yoni, beberapa Steward yang berada di bawah, kemudian berlari mencoba melindungi para pemain Arema FC dari amukan supporter.

Koordinator Steward ini juga menjelaskan, para pemain Arema FC yang lagi bersantai ditengah lapangan itu terjadi lima menit setelah pertandingan dinyatakan selesai.

Hal lain yang dijelaskan Achmad Yoni adalah masih tentang turunnya supporter Arema FC. Lebih lanjut Yoni mengatakan, tak lama setelah turunnya dua supporter ini, beberapa supporter mulai turun.

“Beberapa supporter mulai turun ke lapangan. Mereka sepertinya menghampiri para pemain Arema FC yang masih berada dilapangan,” jelas Achmad Yoni.

tiga anggota polisi yang diadili atas terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

Kedatangan para supporter ini, sambung Achmad Yoni, berasal dari berbagai sektor. Ada yang dari sisi Utara, sisi Selatan.

Saat kerusuhan mulai terjadi, adakah petugas dari pihak kepolisian yang berseragam ikut menenangkan para supporter tersebut? Saksi Achmad Yoni pun menjawab ada.

Untuk personil Steward yang ditugaskan pada pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya ini, Achmad Yoni bercerita, jumlah petugas Steward yang ditugaskan sekitar 250 orang.

Masih tentang kerusuhan yang terjadi, saksi kembali bercerita, bahwa keadaan ketika itu sudah tidak terkendali.

“Ketika jumlah supporter mulai banyak, apa tindakan anda ketika itu?,” tanya salah satu penasehat hukum ketiga terdakwa.

Atas pertanyaan ini, Achmad Yoni menjelaskan bahwa ia sempat meminta bantuan pak Lalu, koordinator yang ada diluar lapangan melalui HT yang dibawanya.

Namun, apa yang diminta Achmad Yoni ini tidak segera mendapat tanggapan Pak Lalu.

Setelah menceritakan awal terjadinya keributan, pada persidangan ini, Achmad Yoni ditanya Abu Achmad Sidqi Amsya, SH.

Hakim yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis ini pun bertanya, apakah Achmad Yoni melihat adanya gas airmata begitu suasana mulai ricuh?

Menjawab pertanyaan Abu Achmad Sidqi Amsya ini, Achmad Yoni menjawab bahwa tembakan gas airmata itu ada.

Untuk tembakan gas airmata ini, Achmad Yoni kembali menjelaskan bahwa awal terjadinya tembakan gas airmata dari Barat sisi Selatan.

Saksi kembali menjelaskan, bahwa tembakan gas airmata itu juga dilihatnya dari tengah lapangan diarahkan ke tribun 12.

Terkait tembakan gas airmata, hakim Abu Achmad Sidqi Amsya ini kembali bertanya, ada berapa kali tembakan airmata ketika itu? Achmad Yoni pun menjawab tidak tahu.

Adanya tembakan gas airmata saat pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya ini juga ditanyakan ke para Steward yang menjadi saksi dipersidangan ini.

Zainul Arifin dan Nanang Subekti, Steward yang dihadirkan sebagai saksi pada persidangan ini juga mengakui adanya tembakan gas airmata dan mereka melihat sendiri adanya gas airmata itu.

Kembali ke Achmad Yoni, ia pun ditanya tentang adanya korban jiwa, baik korban meninggal dunia, luka berat maupun luka ringan begitu kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi.

Beberapa Steward yang jadi saksi dan Achmad Yoni mengaku melihat banyak supporter yang menjadi korban, termasuk adanya supporter yang meninggal dunia.

Achmad Yoni juga menjelaskan, untuk korban jiwa itu bukan hanya dari pihak supoorter. Ada juga petugas dari kepolisian yang jadi korban.

“Saya melihat ada dua orang petugas dari kepolisian yang tergeletak dilorong,” kata Achmad Yoni.

Hal lain yang ditanyakan kepada para Steward ini adalah bagaimana mereka direkrut menjadi Steward, termasuk apakah para Steward ini mempunyai lisensi atau sertifikasi untuk menjadi Steward?

Kemudian, para Steward ini juga ditanya, apakah mereka ketika terpilih sebagai Steward, juga mendapatkan pelatihan khusus yang berkaitan dengan prosedur keamanan dan keselamatan sebagaimana yang tertuang dalam regulasi PSSI?

Para Steward ini pun menjawab bahwa sebagian besar dari mereka ini direkrut dari tempat gym atau fitness yang ada di Malang.

Untuk lisensi atau sertifikasi menjadi seorang Steward, para saksi ini menjawab tidak mempunyainya.

Berkaitan dengan adanya regulasi dari PSSI tentang prosedur keamanan dan keselamatan ketika bertugas, para Steward ini juga menjawab tidak pernah mendapat pelatihan khusus. Namun, ada dari beberapa Steward ini yang dibacakan, tentang regulasi atau aturan dari PSSI yang berkaitan dengan prosedur keamanan dan keselamatan didalam pertandingan sepakbola. (pay)

 

 

Related posts

POLISI TANGKAP BAPAK DAN ANAK JARINGAN PENGEDAR LP MADIUN

redaksi

LAPORAN KDRT ISTRI PENGUSAHA BESI TUA AKHIRNYA DIGELAR POLISI

redaksi

MANTAP !!! TRI RISMAHARINI BERANI PAKAI UANG NEGARA UNTUK MEMBELI WISMA NEW BARBARA 22 SEHARGA Rp 9 MILIAR

redaksi