
SURABAYA (surabayaupdate) – Pasca penahanan dan penetapan Ir. Budi Noviantoro sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi pemberian dana talangan pada proyek Solar Photovolic Power Plant 200 MW dan Smart City di Kinshasa Republik Demokratik Kongo, PT. INKA (Persero) memberikan tanggapan.
Melalui GM Keuangan, Akuntansi dan TJSL PT INKA (Persero), Edwyn Dwi Cahyo, PT. INKA (Persero) menyatakan bahwa perusahaan menghormati proses hukum diambil Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur terhadap Ir. Budi Noviantoro.
Plt. GM Sekretaris Perusahaan PT. INKA (Persero) ini juga mengatakan, penetapan tersangka dan penahanan Ir. Budi Noviantoro yang dilakukan penyidik Bidang Pidana Khusus (Pidsus) Kejati Jatim tersebut tentunya sudah melalui proses penyidikan yang benar dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
“Kami sangat menghormati langkah hukum yang diambil penyidik Pidsus Kejati Jatim berkaitan penahanan dan penetapan tersangka Dirut PT. INKA periode 2018-2022 tersebut,” kata Edwyn Dwi Cahyo, Rabu (2/10/2024).
Tentunya, lanjut Edwyn, penahanan dan penetapan tersangka dugaan tindak pidana korupsi itu, disertai dengan dasar hukum yang benar.
Edwyn Dwi Cahyo juga menegaskan, penetapan tersangka dan penahanan yang dilakukan Kejati Jatim terhadap Ir. Budi Noviantoro itu tidak akan berpengaruh kepada kegiatan operasional PT. INKA (Persero).
“Kegiatan operasional perusahaan saat ini masih berjalan dengan normal. Bahkan, saat ini, PT. INKA (Persero) sedang fokus melakukan kegiatan produksi sarana kereta api sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” ungkap Edwyn.
PT. INKA (Persero) sambung Edwyn, saat ini tengah melakukan penyelesaian target produksi sarana perkeretaapian yang sudah dalam kesepakatan kontrak dengan beberapa customernya.
Edwyn Dwi Cahyo kemudian memaparkan, bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memiliki target memproduksi 612 kereta penumpang pesanan PT KAI (Persero), 16 trainset KRL baru dengan rincian 12 car per trainset pesanan KAI Commuter, dan 450 Container Flat Top Wagon UGL Services Pty. Ltd. New Zealand.
Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, industri kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara ini juga telah menembus pasar luar negeri, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia. (pay)