SURABAYA (SurabayaUpdate) – “Kami perempuan, dulu memilih Bu Risma. Jangan bicara masalah moral. Bu Risma jangan menjadi musuh para PSK. Jangan bicara masalah moral, PSK juga punya moral dibadingkan dengan para pejabat yang korupsi. Para koruptor itu sudah kaya, masih mau lebih kaya lagi. Itu yang harus dimatikan, bukan PSK yang harus dimusnahkan….”
Itulah kutipan surat yang ditulis para PSK Lokalisasi Dolly dan Jarak, yang dibacakan Artis, salah satu PSK Dolly, Rabu (18/6). Ratusan PSK Dolly dan Jarak yang berkumpul mendengarkan pembacaan surat terbuka itu langsung bersorak.
Mewakili teman-temannya, Artis mengatakan surat terbuka yang dibuat dan dibacakan itu, adalah bentuk jeritan hati para PSK yang selama ini mencari nafkah di Lokalisasi Dolly dan Jarak.
“Bu Risma yang terhormat, Bu Risma yang terhormat, kami juga rakyat. Kenapa Bu Risma mematikan sandang pangan kami? Kenapa Bu Risma sangat dendam banget sama Dolly dan Jarak? Apa Bu Risma tidak berfikir panjang dengan dampak semuanya di sini, tempat yang aman bagi PSK, daripada keleleran di jalan, dan kuburan. Apa itu yang Bu Risma mau? “ ujar Artis, mengutip isi surat terbuka yang dibacakannya.
Lokalisasi bukan tempat jelek. Dimana-mana ada tempat lokalisasi, sambung Artis. Bahkan, di negara Islam pun ada. PSK cuma cari hidup buat anak dan keluarga. PSK banyak yang dilahirkan dari orang miskin, tidak seperti Bu Risma yang dilahirkan dari orang kaya, bisa sekolah tinggi, sedangkan kami tidak sekolah. Buat makan saja kurang. Yang sarjana saja cari pekerjaan susah.
“Kerja jadi pembantu gaji tidak mencukupi buat keluarga. Bagaimana kami bisa menabung dan buat sekolah anak. Tolong buka hati nurani Bu Risma. JANGAN TUTUP LOKALISASI !!!! Kami cari uang seadanya, dengan keringat sendiri, seharusnya Bu Risma memperjuangkan nasib para PSK, “ ujar Artis.
Artis menambahkan, jika Pemkot Surabaya masih bersikukuh menutup Lokalisasi Dolly dan Jarak, pastinya akan berdampak negatif lebih besar lagi. Surabaya akan menjadi tidak aman. Jalan-jalan akan menjadi suram, seperti Jakarta yang ditutup paksa menjadi tidak aman karena banyak copet dan jambret. (pay)