SURABAYA (surabayaupdate) – Perhelatan akbar karya mahasiswa tahunan yang di prakarsai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) akhirnya mencapai puncaknya. Di penghujung perhelatan akbar itu, dua perguruan tinggi negeri di Indonesia menorehkan prestasi.
Dua perguruan tinggi itu adalah Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Atas prestasi yang mereka raih, Ditjen Dikti memberi penghargaan, membiayai proposal Program Kreativitas Mahasiswa Karya Tulis (PKM-KT) yang dipresentasikan oleh para mahasiswa kedua perguruan tinggi ini.
Untuk UGM, Ditjen Dikti membiayai 49 proposal PKM-KT milik mahasiswanya sedangkan ITS diurutan kedua dengan 48 proposal. Di tahun 2016 ini, perhelatan PKM-KT sendiri terdiri dari Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Atas prestasi yang diraih para mahasiswa yang diikutkan dalam ajang ini, Direktur Kemahasiswaan ITS, Dr. Darmaji SSi MT mengatakan, capaian yang diraih mahasiswa ITS ini sangat membanggakan ITS dan cukup melegakan sekali.
“Pada perhelatan ini, kami sebenarnya mempunyai peluang besar untuk bisa meraih prestasi yang lebih tinggi, mengungguli UGM sebagai peringkat pertama tahun ini, “ ungkap Darmaji yang juga menjadi dosen di Departemen Matematika ini.
Dosen yang juga mempunyai keahlian di bidang ilmu komputer ini juga mengatakan, keberhasilan yang diraih para mahasiswa ITS ini, dapat terwujud karena adanya kebersamaan dan sinergi yang kuat dari setiap elemen di ITS.
“Elemen utama yaitu mahasiswa sebagai pembuat PKM. Sedangkan elemen pendukungnya adalah dosen pembimbing, tim kawal PKM, serta Organisasi Mahasiswa (Omawa) yang terdiri dari BEM ITS dan HMJ, “ papar Darmaji.
Pria asal Lamongan ini berharap supaya budaya menulis di ITS tidak hanya melulu di gelaran PKM. Budaya menulis diharapkan tetap akan melekat pada seluruh mahasiswa ITS dalam segala event karena PKM bukan hanya menjadi tujuan tetapi harus menjadi sebuah pembelajaran.
“Karya tulis para mahasiswa ini dapat menjadi suatu sedekah ide karena sedekah juga bisa dilakukan melalui ide. Selain itu, ide bisa menjadi sebuah sedekah apabila dipublikasikan. Jika tidak dipublikasiskan, maka tidak ada nilai manfaat di dalamnya, “ jelas Darmaji.
Darmaji juga menambahkan, cara publikasi sedekah ide sendiri hanya ada dua, yaitu dengan lisan dan tulis. Namun, seperti diketahui apa yang didengar dapat dilupakan tapi sesuatu yang ditulis menjadi abadi.
Oleh karena itu, Darmaji berpesan pada mahasiswa untuk terus mengasah kemampuan tulisan ilmiahnya, agar kedepannya bisa lebih banyak lagi prestasi yang dihasilkan dari kemampuan menulis ilmiah ini. (humas ITS/pay)