SURABAYA (surabayaupdate) – Selesai sudah pemeriksaan perkara dan penuntutan perkara dugaan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan dengan terdakwa Christian Halim di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Pada persidangan yang dilakukan secara virtual dari ruang sidang Candra PN Surabaya dan dari salah satu ruangan di Polda Jatim, Kamis (22/4/2021), Christian Halim dinyatakan bersalah karena melakukan tindak pidana penipuan sebagaimana diatur dalam pasal 378 KUHP.
Selain menyatakan Christian Halim bersalah karena telah melakukan tindak pidana penipuan pembangunan infrastruktur penambangan biji nikel di Desa Ganda Ganda, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, majelis hakim juga menghukum pidana penjara terdakwa Christian Halim selama 30 bulan.
Vonis pidana penjara selama 30 bulan untuk terdakwa Christian Halim itu dibacakan majelis hakim PN Surabaya secara bergantian.
Sikap terdakwa Christian Halim yang berbelit-belit dan tidak mengakui perbuatannya, dijadikan majelis hakim sebagai pertimbangan yang memberatkan.
“Selain itu, perbuatan terdakwa juga dinilai telah merugikan pihak lain,” ujar hakim Ni Made Purnami, ketua majelis hakim saat membacakan pertimbangan hukumnya.
Sedangkan, status terdakwa yang belum pernah ditahan, dijadikan pertimbangan yang meringankan dalam menjatuhkan vonis.
“Mengadili, menyatakan semua unsur pidana terpenuhi. Menyatakan terdakwa secara sah dan menyakinkan bersalah sesuai dakwaan primer Jaksa Penuntut Umum (JPU),” kata hakim Nj Made Purnami saat membacakan amar putusannya, Kamis (22/4/2021).
Menjatuhkan pidana penjara, lanjut Ni Made Purnami, selama 2 tahun dan 6 bulan, merintahkan terdakwa tetap ditahan.
Menanggapi vonis hakim, Jaksa Novan B Arianto dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim, langsung menyatakan banding, kendati vonis tersebut sesuai dengan tuntutan yang pihaknya ajukannya.
“Kita JPU menyatakan banding, Yang Mulia,” ujar jaksa Novan menjawab pertanyaan hakim.
Sedangkan, tim Penasehat Hukum (PH) terdakwa menyatakan pikir-pikir. “Kita pikir-pikir,” kata Jaka Maulana, salah satu anggota tim PH terdakwa.
Dikonfirmasi usai sidang, jaksa Novan mengatakan bahwa vonis yang dijatuhkan terhadap terdakwa Christian Halim tersebut sudah memenuhi unsur keadilan. Penerapan pasal pun sudah sesuai dakwaan mereka.
“Kendati demikian, kita menyatakan banding karena masa penahanan terdakwa habis dalam hitungan beberapa hari kedepan. Masa penahanannya bakal habis pada 24 April 2021 ini. Agar tidak ada cela untuk terdakwa lepas, kita harus menyatakan banding. Dan, kita akan melaporkan hal ini kepada pimpinan,” ujar jaksa Novan.
Sedangkan pengacara Jaka Maulana mengatakan bahwa vonis tersebut merupakan uraian dari materi yang ada dalam tuntutan JPU.
“Majelis hakim tidak mempertimbangkan keseluruhan fakta-fakta yang terungkap dalam sidang. Kita akan banding, meskipun tadi kita menyampaikan masih pikir-pikir. Dan laporan terhadap majelis hakim kepada KY, saat ini masih tetap berjalan,” ujar Jaka.
Seperti yang tertuang dalam dakwaan, terdakwa Christian Halim menyanggupi melakukan pekerjaan penambangan biji nikel yang berlokasi di Desa Ganda-Ganda Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.
Kepada pelapor Christeven Mergonoto (pemodal) dan saksi Pangestu Hari Kosasih, terdakwa menjanjikan untuk menghasilkan tambang nikel 100.000 matrik/ton setiap bulannya dengan catatan harus dibangun infrastruktur yang membutuhkan dana sekitar Rp20,5 miliar.
Terdakwa mengaku sebagai keluarga dari Hance Wongkar kontraktor alat berat di Sulawesi Tengah yang akan membantu menyediakan alat berat apabila penambangan berjalan. Padahal, masih menurut dakwaan, belakangan diketahui terdakwa tidak memiliki hubungan dengan orang tersebut.
Dana sebesar Rp20,5 miliar yang diminta terdakwa telah dikucurkan. Namun janji tinggal janji, terdakwa tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Bahkan menurut perhitungan ahli ITS, terdapat selisih anggaran sebesar Rp9,3 miliar terhadap hasil proyek yang dikerjakan terdakwa.
Atas perbuatannya, terdakwa dijerat pasal 378 Jo pasal 372 KUHPidana dengan ancaman pidana penjara paling lama empat tahun. (pay)