surabayaupdate.com
HEADLINE HUKUM & KRIMINAL INDEKS

Dahlan Iskan Kagumi Alvin Lim Ketua LQ Indonesia Law Firm

Alvin Lim, SH., BSC., MH, MSC, CFP, CLA Ketua LQ Indonesia Law Firm (FOTO : dokumen pribadi untuk surabayaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Nama Alvin Lim diam-diam ada yang mengagumi, salah satunya Prof. Dr. Dahlan Iskan.

Tokoh pers yang pernah menjabat sebagai CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group yang bermarkas di Surabaya ini pun menuangkan kekagumannya terhadap Ketua LQ Indonesia Law Firm tersebut dalam sebuah tulisan.

Apa saja yang ditulis Dahlan Iskan untuk menggambarkan kekagumannya kepada seorang Alvin Lim? Berikut tulisan Dahlan Iskan dengan gaya bertutur.

Oleh : Dahlan Iskan

NAMA Alvin Lim mulai disejajarkan dengan Ahok, sama-sama Tionghoa, sama-sama punya nasionalisme yang luar biasa. Setidaknya, itulah komentar yang muncul di teks video ini, yakni video yang diunggah Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Galaruwa.

Misi Galaruwa jelas, membela orang miskin dan lemah. Kelihatannya ini kegiatan kemanusiaan dari kalangan gereja Kristen.

Ada bagian di kelompok ini yang khusus membagi makanan bagi yang lapar. Ada lagi bagian yang memberikan bantuan hukum. Lalu ada yang khusus menjalankan misi Injil.

Di video itu, Galaruwa mewawancarai Alvin Lim. Hampir satu jam, secara daring.

“Saya ini pengacara garis keras,” ujar Dahlan Iskan dalam tulisannya, mengutip perkataan Alvin memperkenalkan diri, di video itu.

Dahlan pun melanjutkan, saya tidak kenal Alvin. Saya tertarik dengan topik yang ia angkat. Itu membuat saya teringat Adnan Buyung Nasution di masa mudanya.

“Si Abang, begitu teman-temannya memanggil Buyung. Ia menjadi pendiri dan pengendali Lembaga Bantuan Hukum (LBH),” kata Dahlan Iskan, dalam tulisannya ini.

Waktu itu, kalau bicara LBH, ya hanya satu itu, yang dipimpin si Abang. Beda dengan sekarang, LBH ada di mana-mana, dengan nama belakang yang berbeda-beda, dan dengan misi yang beraneka warna.

Alvin mendirikan kantor pengacara juga. Misinya sama dengan LBH di jaman si Abang, membantu yang miskin, lemah, dan tertindas, juga gratis. Namanya LQ Law Firm. “Setahun saja klien saya sudah 5.000 orang lebih,” ujar Alvin.

LQ Law Firm juga membuka cabang di mana-mana. Cabang kelima segera buka di Medan. Ciri khas pengacara di LQ adalah mengenakan baju dengan desain khusus yang mencolok. Dari jauh pun sudah terlihat bahwa orang itu pengacara dari LQ Indonesia Law Firm.

Alvin awalnya bukan pengacara. Ia jauh dari dunia hukum. Sekolahnya ekonomi. SD-nya di Ambarawa, Jateng. Kuliahnya di Berkeley, California, yang kampusnya sekitar satu jam dari San Francisco. Masternya di bidang perbankan. Di University of Colorado Boulder yang kampusnya setengah jam dari Denver.

Alvin 10 tahun tinggal di Amerika, bekerja pun di sana, di bank dengan karir yang cemerlang. Jabatan terakhirnya vice president di bank itu. Gajinya miliar untuk ukuran rupiah. Itu pengakuannya.

Ia juga mengaku tidak begitu paham dengan sistem hukum dan perilaku penegakan hukum di Indonesia.

Saat kembali ke Indonesia Alvin masuk penjara. Ia dituduh mencuri anak kecil. Berumur satu tahun. Alvin dijatuhi hukuman enam bulan penjara.

Anak kecil itu adalah anaknya sendiri. Hasil perkawinan dengan sang istri, putri seorang pengusaha otomotif merek Honda. Ia bercerai dengan sang istri. Ia ingin merawat anak itu. Ia ambil si anak saat tidak ada ibunya.

Keluar dari penjara, barulah Alvin belajar hukum. Ia kuliah di satu perguruan tinggi swasta, mungkin anda pernah dengar namanya: STIH Gunung Jati, Tangerang. Lalu mendirikan kantor hukum itu.

Hasil pemikiran dan pengalaman hidupnya ia rumuskan secara sederhana: hukum di Indonesia itu ditentukan dua hal yakni kekuasaan dan uang. Untuk menang dalam satu perkara, katanya harus menggunakan kekuasaan atau uang, atau dua-duanya.

Alvin akan melawan dua hal itu. Secara keras, konsisten, nyata.

Alvin mengandalkan unsur ketiga dalam memenangkan perkara: viralkan di media. Terutama di medsos. Kekuasaan dan kekayaan kini bisa dilawan dengan media baru : viral.

Itulah yang ia kerjakan. Alvin merekam apa pun saat bertemu penegak hukum. Kalau ada yang melanggar ia unggah ke medsos. Termasuk saat ada yang minta uang. Ia punya koleksi rekaman seperti itu. Ada yang minta Rp 500 juta.

Gaya bicara Alvin juga ceplas-ceplos. Marah-marah. Keras. Pakai istilah-istilah yang menyerempet kata penghinaan. Bahasanya bisa dibilang kasar bagi yang biasa halusan.

KRIDONYA : LAWAN

Dan ia tidak mau menyogok. Klien yang mau menyogok tidak ia layani. “Kalau saya menyogok apa bedanya dengan koruptor,” katanya.

Alvin pernah menerima nasihat begini: kamu kan cari uang di sini, kalau caramu seperti ini nanti kamu tidak punya teman dan tidak bisa dapat uang.

ALVIN TIDAK PEDULI

Alvin pun boleh dikata lebih banyak dibenci –jangan-jangan menandakan yang kotor memang lebih banyak.

Alvin diadukan banyak pihak. Ia pun sibuk melayani pemeriksaan polisi akibat pengaduan itu. “Sekarang ini ada lebih 20 orang yang mengadukan saya ke polisi,” katanya.

DAN ALVIN TIDAK RISAU

Saya kembali ingat Buyung Nasution zaman itu. Juga ingat Munir di generasi berikutnya.

Bahkan Alvin kini lagi diadili lagi. Dengan tuduhan memalsukan surat. Tuntutannya 6 tahun penjara. Tinggal menunggu vonis hakim.

“Ini gila,” katanya. “Perkara yang sudah diputuskan Mahkamah Agung, sudah inkracht, diajukan lagi ke pengadilan. Mana ada orang diadili lagi di perkara yang sama,” katanya di video itu.

Alvin tidak merasa lelah. Ia mengutip beberapa ayat di Al Kitab tentang menegakkan kebenaran memang banyak tantangannya. Ia harus menjalankan misi Al Kitab itu. Tidak hanya bagi orang Kristen. Karena itu ia juga mempersoalkan penanganan peristiwa Jalan Tol Km50 yang menewaskan pengikut Habib Rizieq itu.

Alvin sendiri merasakan sedang dibenci. Waktu ditahan ia dijadikan satu dengan tahanan teroris. “Saya ditaruh di situ supaya digebuki tahanan lain,” katanya.

“Saya kan Tionghoa. Mereka kan Islam. Tapi tidak ada yang nggebuki saya. Mereka kelihatannya dapat instruksi dari pimpinan mereka: Alvin ini Tionghoa tapi jangan digebuki,” ujarnya.

Alvin juga mengkritik habis Ferdy Sambo. “Saya tahu ia Kristen. Belakangan memang banyak Kristen yang masuk. Tapi kan banyak juga nabi palsu,” katanya.

Alvin kenal Ferdy Sambo saat membela para nasabah investasi Indo Surya. “Awalnya WA saya tidak direspons. Telepon saya juga tidak diangkat. Saya kan tidak punya nama. Lalu saya viralkan soal keistimewaan perlakuan terhadap bos Indo Surya. Baru saya dihubungi,” katanya.

Alvin mengeluhkan sistem hukum kita. “Kalau kita melihat seorang polisi melakukan tindak pidana, lapornya harus ke polisi juga. Mana bisa,” katanya.

Saya ingin menghubungi Alvin Lim. Belum bisa. Belum mendapat nomor kontaknya. Ia merasa begitu banyak tahu soal Ferdy Sambo. Dengan segala jabatan khususnya. Dan yang terjadi di balik jabatan itu.

Mungkin ia belum tahu kalau Satgassus sudah dibubarkan Kapolri. Jangan-jangan ia juga belum tahu kalau Ferdy Sambo sudah dijadikan tersangka. Dengan begitu banyak polisi yang bersamanya. Dan Sambo sudah mengakui semua perbuatannya. (*)

Related posts

Tersangka Penganiayaan Dan Memaksa ART Nya Makan Kotoran Kucing Ditahan Kejaksaan

redaksi

Yakin Pimpinan Pusat Tidak Bersalah, 75 Orang Karateka PMK Kyokushinkai Beri Dukungan Didepan Polrestabes Surabaya

redaksi

Archipelago International Dan XWORK Tawarkan Kemudahan Mengakses Ruang Pertemuan Bagi Wisatawan Bisnis

redaksi