SURABAYA (surabayaupdate) – Pemegang sabuk hitam Perkumpulan Pembinaan Mental Karate (PMK) Kyokushinkai Karate-Do Indonesia bertambah.
Bertepatan dengan kedatangan Satoshi Yui, seorang Guru Besar Karate Kyokushinkai Japan di Surabaya, Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Farid Makruf dianugerahi gelar kehormatan DAN IV Karate Kyokushinkai.
Penganugerahan gelar DAN IV Karate Kyokushinkai ini dilaksanakan di Victoria Ballroom Gedung Sridjaja Surabaya, Minggu (19/11/2023).
Selain disaksikan langsung Shihan Satoshi Yui dan Presiden Perkumpulan PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia Dr. KPHA Tjandra Sridjaja Pradjonggo, SH., MH, penyematan sabuk hitam DAN IV kepada Mayjend TNI Farid Makruf tersebut juga disaksikan 157 karateka yang menghadiri perhelatan ini.
Presiden Perkumpulan PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia Dr. KPHA. Tjandra Sridjaja Pradjonggo SH., MH. dalam sambutannya mengatakan, sejak meninggalnya guru besar Kyokushinkai Indonesia Hanshi Nardi T Nirwanto 14 tahun yang lalu, perkembangan Kyokushinkai Indonesia banyak mengalami kekurangan, baik dari segi teknik maupun tradisi karate.
“Oleh karena itu, Perkumpulan PMK Kyokushinkai memandang perlu untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada didalam perkembangan pembinaan mental karate di Indonesia,” ujar Tjandra Sridjaja, Minggu (19/11/2023).
Akhirnya, lanjut Tjandra Sridjaja, Perkumpulan PMK Kyokushinkai Indonesia berinisiatif mendatangkan langsung seorang guru besar ilmu beladiri Karate Kyokushinkai dari Jepang, Satoshi Yui.
“Kedatangan Shihan Satoshi Yui ke Indonesia, khususnya ke Surabaya, untuk memberikan pengetahuan seputar ilmu beladiri Karate Kyokushinkai asli dari Jepang yang diajarkan Masutatsu Ōyama, dikenal dengan Mas Oyama,” ungkap Tjandra Sridjaja.
Selama satu hari, sambung Tjandra Sridjaja, Shihan Satoshi Yui akan mengajarkan teknik-teknik karate yang benar dari Jepang, sebagaimana yang pernah diajarkan Mas Oyama kepada Shihan Satoshi Yui.
Tjandra Sridjaja Pradjonggo kembali mengatakan, untuk mendatangkan Shihan Satoshi Yui ke Indonesia, khususnya ke Surabaya, bukanlah hal yang mudah.
Kedatangan Satoshi Yui ke Surabaya selama dua hari, lanjut Tjandra Sridjaja bukan hanya memberikan training khusus tentang ilmu beladiri karate Kyokushinkai kepada para karateka yang mengikuti kegiatan ini.
“Shihan Satoshi Yui juga akan menyaksikan dan menyematkan secara langsung sabuk hitam DAN-IV kepada Pangdam V/Brawijaya, Mayjend TNI Farid Makruf,” papar Tjandra Sridjaja.
Penganugerahan gelar kehormatan seperti ini menurut Tjandra Sridjaja bukanlah yang pertama kali dilakukan.
Masih menurut Sebelumnya, ketika Hanshi Nardi Tjahjo Nirwanto masih hidup, PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia juga pernah memberikan gelar kehormatan kepada seorang Jenderal TNI, Pangdam V/Brawijaya.
“Lima puluh tahun yang lalu, Guru Besar kami, Hanshi Nardi Tjahjo Nirwanto juga pernah menganugerahkan gelar kehormatan DAN kepada Mayjend TNi Wijoyo Suyono, yang saat itu menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya,” tutur Tjandra Sridjaja.
Tjandra Sridjaja secara tegas mengatakan, penganugerahan gelar DAN-IV kepada Mayjend TNI Farid Makruf ini sengaja diberikan karena dedikasi dan perhatiannya yang sangat mendalam terhadap perkembangan ilmu beladiri karate Kyokushinkai, khususnya di Jawa Timur.
Jika melihat sosok Mayjend TNI Farid Makruf, sambung Tjandra Sridjaja, dapat dilihat dan dirasakan bahwa Mayjend TNI Farid Makruf adalah sosok yang rendah hati, serta luar biasa.
“Mayjend TNI Farid Makruf ini juga adalah sosok tentara tulen, seorang tentara yang memiliki ketegasan luar biasa, berani bersikap dan selalu mengedepankan hukum,” papar Tjandra Sridjaja.
Dengan pertimbangan-pertimbangan itulah, lanjut Tjandra Sridjaja, Perkumpulan PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia kemudian mengusulkan supaya Mayjend TNI Farid Makruf dianugerahi gelar kehormatan DAN-IV.
Masih menurut penjelasan Tjandra Sridjaja, sebagai seorang karateka, ia selalu mengingat pesan almarhum Guru Besar Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Indonesia, Hanshi Nardi Tjahjo Nirwanto yang mengatakan bahwa, pendidikan karate itu semi militer, karena didasari kedisiplinan keras yang ditanamkan.
“Latihan karate harus didasari dengan kedisiplinan. Pada kesempatan ini kami ingin sampaikan pada ketua-ketua kyokushinkai dimana saja berada, bahwa latihan karate dasarnya adalah disiplin keras tanpa disiplin keras itu adalah sia-sia.
Teringat akan sebuah pernyataan yang pernah diucapkan Hanshi Nardi Tjahyo Nirwanto saat itu, seseorang yang terlatih, tidak akan mudah menjadi seorang pengkhianat, dibandingkan orang yang tidak terlatih.
“Oleh karenanya, harapan kita semua, dengan dasar karate, kita bisa memperkokoh persatuan kita dalam lingkup persatuan, berbangsa dan bernegara,” kata Tjandra Sridjaja.
Sementara itu, Pangdam V/ Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya pada Shihan Tjandra Sridjaja yang telah memberikan gelar kehormatan DAN-IV.
Farid Makruf mengakui, tak kuasa menahan rasa bangga dan sangat terharu akan penghargaan yang diberikan kepadanya.
“Pemberian gelar kehormatan DAN-IV ini juga menjadi beban untuk saya, karena harus ikut memikul rasa tanggungjawab yang besar terhadap perkembangan pembinaan mental karate,” ujar Farid Makruf.
Farid kemudian bercerita, bahwa olahraga beladiri, khususnya Karate bukanlah hal yang asing baginya. Sejak Farid masih muda, sudah mengenal ilmu beladiri karate.
“Saya lahir dan besar dari Kopasus. saya dibesarkan dari satuan baret merah yang pertumbuhannya didasari pertempuran,” jelas Farid.
Ilmu beladiri, bukanlah hal asing bagi Farid Makruf. Kalau dalam pencak silat, ia menganut merpati putih, tetapi dalam bidang bela diri Farid menganut karate.
Farid Makruf kembali melanjutkan, bahwa ia pernah menyelesaikan training karate pada tahun 2005 dengan aliran Inkai sampai DAN-I pada saat dirinya menjabat sebagai komandan batalyon 32.
Masih mengenai ilmu beladiri karate, Farid Makruf mengatakan bahwa ia pernah belajar ilmu beladiri karate ke Adven Bangun.
Setelah itu Farid Makruf dituntut untuk menyelesaikan DAN-II. Akan tetapi karena ada penugasan, Farid Makruf tidak sempat mendalami karate.
Pada saat ini, pada saat Tjandra menawarkan DAN-II, dirinya bersedia tetapi kemudian disampaikan bahwa Shihan Sathosi Yui menyetujui memberikan DAN-IV kehormatan dan tentu ini bagi Pangdam suatu hal yang lebih berat lagi.
“Mari kita ambil manfaat dari belajar ilmu beladiri karate. Dan karate sendiri mempunyai makna keterampilan beladiri dengan menggunakan tangan kosong,” papar Farid.
Apa yang membuat Farid Makruf begitu menyukai ilmu beladiri karate menggunakan tangan kosong.
“Kenapa saya senang dengan Keterampilan tangan kosong? karena sama dengan filosofi Kopasus Indonesia,”
Pada pertempuran terakhirnya maka harus bisa menggunakan instrumen di tubuhnya untuk pertempuran terakhir.
Kalau semua peluru sudah habis, semua senjata sudah tidak ada, maka seluruh anggota ditubuhnya harus bisa digunakan untuk menaklukkan musuh. (pay)