surabayaupdate.com
HEADLINE HUKUM & KRIMINAL INDEKS

Selain Perlakuan Tidak Adil, Di Pledoi Indah Catur Agustin Juga Terungkap Bentuk Ancaman Dan Intimidasi Yang Ia Rasakan

Indah Catur Agustin memeluk erat sang ayah sambil berurai airmata. (FOTO : parlin/surabaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Sebagai Direktur Utama PT. Garda Tamatek Indonesia (GTI), selain harus mendapat perlakuan yang tidak adil, Indah Catur Agustin juga mengalami kekerasan secara psikis dalam bentuk ancaman dan intimidasi.

Adanya kekerasan secara psikis berupa ancaman dan intimidasi yang dirasakan Indah Catur Agustin tersebut ia ungkap dalam nota pembelaan atau pledoi yang dibacakan dihadapan majelis hakim pada persidangan yang digelar Kamis (18/7/2024).

Bentuk ketidak adilan pertama yang Indah Catur Agustin ungkap melalui nota pembelaan atau pledoi itu berkaitan dengan pembayaran pembagian keuntungan investasi di PT. GTI.

Lebih lanjut Indah Catur Agustin mengatakan, urusan pembayaran pembagian keuntungan investasi si PT. GTI sudah ia lakukan kepada para nasabah termasuk ke Canggih Soliemin yang selalu menagih sejak Agustus 2022 karena Greddy Harnando yang menjabat sebagai Komisaris Utama PT. GTI mulai sulit dihubungi.

Khususnya kepada Canggih Soliemin, Indah Catur Agustin menjelaskan, selain sudah membayar dengan uang melalui
transfer, pembayaran kompensasi pembagian keuntungan juga sudah dilakukan Indah Catur Agustin dengan cara menyerahkan berbagai barang berupa tas-tas bermerk dan mobil untuk mengurangi hutang PT. GTI.

“Lalu, bagaimana dari sisi Greddy Harnando? Apakah dia sudah melakukan kewajibannya? Greddy Harnando banyak menanamkan investasi dan saham di beberapa perusahaan menggunakan dana dari PT. GTI,” ungkap Indah Catur Agustin.

Apakah para investor, lanjut Indah, termasuk Canggih Soliemin telah menelisik itu? Bagaimana dengan aset-aset Greddy yang di beli menggunakan dana dari PT. GTI?

“Mengapa semua fakta ini
tidak diungkap? Rasanya tidak adil jika seluruh tanggung jawab pembayaran hutang PT. GTI, saya harus bertanggung jawab semuanya, mengingat banyak dana dari PT. GTI yang Greddy Harnando gunakan untuk berinvestasi?,” tanya Indah Catur Agustin saat membacakan nota pembelaan atau pledoinya.

Saya mohon keadilan Yang Mulia, lanjut Indah Catur Agustin. Saya
merasa sangat terpukul dan tak kuasa menahan kehidupan ini.

Indah kembali mengatakan, meskipun Greddy Harnando tidak berniat mengambil merk dagang miliknya yang sudah di kenal masyarakat umum, tetapi Greddy Harnando telah menariknya kedalam permasalahan ini yang menyebabkan semua bisnisnya yang sudah dirintis puluhan tahun mulai dari nol, hancur sehancur hancurnya.

Dalam pledoinya Indah juga menyatakan, sangatlah tidak adil jika ia harus membayar seluruh uang investor PT. GTI atas ulah Greddy Harnando yang menggunakan aset dari bisnis pribadi yang perolehannya tidak
melalui PT. GTI.

“Aset-aset pribadi itu saya kumpulkan selama puluhan tahun, satu demi satu dari pekerjaan saya di Sleep Buddy,” papar Indah.

Indah kembali merasa heran, mengapa Canggih Soliemin terlihat bersemangat sekali menghancurkan bisnisnya termasuk merk dagang Sleep Buddy.

“Mengapa Canggih Soliemin tidak
mengungkit beberapa bisnis Greddy Harnando yang lain, dimana dalam bisnis Greddy Harnando itu untungnya sangat besar sekali secara prosentase yang Greddy dapatkan per dua minggu, bahkan ada yang perbulan,” tanya Indah lagi dalam pledoinya.

Indah Catur Agustin kembali menegaskan bahwa ia hanya dagang sprei dan bed cover secara online sekuat tenaga dari sebuah pertemanan dan berusaha membuat produk sebaik mungkin.

“Saya hanya ingin bekerja dan mencari nafkah. Jika dibandingkan dengan aset-aset dan usaha Greddy Harnando, saya hanya sebuah semut kecil yang mudah di injak siapa saja,” tutur Indah Catur Agustin sambil berurai airmata.

Dalam pledoinya ini, Indah Catur Agustin juga menceritakan adanya
peristiwa kesewenang-wenangan yang dilakukan Canggih Soliemin.

Indah Catur Agustin mengungkap banyak hal di pledoinya. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)Ketika itu, Canggih Soliemin melakukan penagihan secara tidak manusiawi, datang ke workshop Indah Catur Agustin di Jalan Ketintang dan melakukan penggembokan, pengeroyokan, menduduki tempat kerja dan rumah orang tua Indah Catur Agustin sambil membuat kegaduhan yang begitu menyakitkan jika harus diingat-ingat kembali.

Akibat dari kesewenang-wenangan yang dilakukan Canggih Soliemin itu, menurut Indah Catur Agustin, membuat seluruh keluarga, karyawan bahkan para tetangga trauma atas intimidasi yang telah terjadi.

Indah kembali menjelaskan dalam nota pembelaannya, jika ia harus membayar seluruh bunga dari investasi PT. GTI pasca penyegelan otomatis, ia mengaku
tidak bisa melakukannya, karena pemasukan sangat turun.

“Akibat kesewenang wenangan yang telah dilakukan Canggih Soliemin tersebut, saya menunggak gaji kepada seluruh karyawan, meninggalkan beberapa outstanding kepada vendor yang telah membantu operasional Sleep Buddy,” jelas Indah.

Masih dari peristiwa penggembokan tempat usahanya itu, Indah Catur Agustin dalam nota pembelaannya juga mengaku harus membayar penalty, karena semua barang yang sudah deadline tidak bisa terkirim dan sudah tidak di terima customer lagi.

Dalam pledoinya ini, Indah Catur Agustin kembali menceritakan adanya intimidasi dan ancaman dari Canggih Soliemin yang sangat mengganggu mental dan psikis. Ancaman dan intimidasi yang dilakukan Canggih Soliemin itu melalui telepon seluler dan ada yang berupa pesan WhatsApp.

“Saya harus menceritakan ini karena begitu mengganjal dan mengganggu pikiran hingga saya sering kambuh kejang dan anxiety,” papar Indah Catur Agustin.

Canggih Soliemin, juga melakukan pengancaman dan intimidasi ketika perkara ini akan dilaporkan ke Polda Jatim. Canggih Soliemin sebagaimana diceritakan dalam nota pembelaan atau pledoi Indah Catur Agustin, sangat yakin dan selalu mengancam akan “gas” hingga Indah Catur Agustin dipastikan nantinya menjadi tersangka di Kepolisian.

Masih dalam pledoi yang dibacakan Indah Catur Agustin dimuka persidangan, Canggih Soliemin sangat yakin Indah Catur Agustin pasti menjadi tersangka karena mempunyai teman yang sangat dekat dengan kepolisian dan beberapa orang yang berkuasa lainnya.

“Canggih Soliemin juga mengaku akan dibantu temannya dekatnya di Komisi III DPR RI yang bernama Ahmad Sahroni yang sering dipanggil ndan Roni,” ungkap Indah dalam nota pembelaannya.

Indah Catur Agustin dalam nota pembelaannya ini juga menolak jika dikatakan hanya janji-janji palsu oleh Canggih Soliemin.

“Seharusnya Canggih Soliemin bisa mengakui jika selama saya menjalani surat perdamaian yang sudah kami buat, saya selalu berusaha mencicil hingga di angka Rp. 1.175.000.000,” terang Indah Catur Agustin.

Dari angka itu, sambung Indah, Greddy Harnando hanya menyumbang Rp. 66 juta dari sisa uang penjualan mobil Lexus yang masih di leasingkan kemudian tebus Canggih Soliemin.

“Sampai pada akhirnya, saya mengalami pengancaman kembali tanggal 1 Februari 2024 ketika saya bertemu dengan Canggih Soliemin untuk membicarakan niat saya membayar kekurangan hutang PT. GTI,” kata Indah.

Nilai yang telah di sepakati, lanjut Indah, adalah Rp. 1,5 Milyar. Namun yang Indah Catur Agustin dapatkan adalah lagi-lagi ancaman.

Dari negosiasi yang dilakukan Indah Catur Agustin dengan Canggih Soliemin waktu itu, Indah Catur Agustin menolak harus melakukan pembayaran sebesar Rp. 1,5 miliar secara langsung. Yang Indah sanggup lakukan adalah Rp. 1,5 miliar itu dibayarkan dengan cara dicicil, karena usahanya mengalami penurunan penjualan pasca peristiwa penggembokan tempat usahanya.

Masih berdasarkan percakapan antara Indah Catur Agustin dengan Canggih Soliemin yang tertera di nota pembelaannya, Canggih Soliemin menyanggupi pembayaran Rp. 1 miliar langsung di awal, untuk Rp. 500 jutanya Indah Catur Agustin bisa menyicilnya.

Indah Catur Agustin yang berurai airmata membacakan nota pembelaannya. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

Karena Indah bersikukuh tidak mampu mengikuti skema pembayaran yang diberikan Canggih Soliemin, cara itu menurut Canggih Soliemin adalah jalan terakhir.

Canggih Soliemin pun bilang ke Indah Catur Agustin, tidak mungkin ia kasih liat polisi bahwa ia hanya dapat Rp. 200 juta terus ditambah cicilan, cicilan dan cicilan.

“Mbak kalau jadi polisi percaya nggak? Masa kayak gini bayar Rp. 200 juta? Lucu mbak masa harga saya cuma 200? Diketawain polisi mbak,” ujar Indah menirukan perkataan Canggih Soliemin waktu itu.

Masih berdasarkan intimidasi yang dilakukan Canggih Soliemin sebagaimana dijelaskan dalam nota pembelaan Indah Catur Agustin, kalau sampai terjadi panggilan kedua, waduh udah….

Berulang kali Indah memohon kepada Canggih Soliemin untum diberi keringanan dalam pembayaran, namun Canggih Soliemin tetap menolak.

Canggih Soliemin tetap memaksa harus ada pembayaran Rp. 1 miliar dimuka. Dan Canggih Soliemin juga bilang kalau ia tidak mau dinilai polisi bahwa Canggih Soliemin digoblokin Indah Catur Agustin.

Dari nominal Rp. 1 miliar itu, Indah kemudian mengungkapkan akan membayar Rp. 200 juta dulu namun tetap ditolak Canggih Soliemin.

Kepada Indah Catur Agustin, sebagaimana dijelaskan dalam pledoinya, Canggih Soliemin telah mengeluarkan uang sangat banyak.

Jika Indah Catur Agustin mampunya membayar Rp. 200 juta terlebih dahulu, jumlah itu tidak akan menjangkau. Canggih Soliemin juga mengatakan bahwa ia harus berbagi ke mereka lagi.

“Kalau mbak Indah mau hold kasus ini cuma Rp. 200 juta, muka saya mau ditaruh dimana? Saya diguyu (diketawain) polisi mbak Indah. Lho ini masuk akal tidak?,” kata Canggih Soliemin ke Indah Catur Agustin sebagaimana diterangkan dalam nota pembelaan Indah Catur Agustin.

Bayangkan kamu 5 bulan jadi tersangka, lanjut Indah Catur Agustin menirukan perkataan Canggih Soliemin, itu dipikir murah? Pengadilan saya lebih murah mbak Indah. Grupnya Kapal Api lho mau bantu saya.

“Kejaksaan lu mau hopping lu…wes ndak usah. Seumpama saya nggak kuat butuh banyak ya tak bom, gitu caranya. Bener lho mbak Indah,” kata Indah Catur Agustin saat membacakan nota pembelaannya.

Masih menurut penjelasan Indah Catur Agustin mengutip perkataan Canggih Soliemin, bahwa ia bukanlah orang setega itu. Canggih juga mengatakan bahwa ia tidak mau keluar uang banyak di pengadilan.

Bentuk pengancaman Canggih Soliemin kepada Indah Catur Agustin, supaya Indah tidak usah bermain dalam kasus ini. Kalau sampai Indah perang untuk melakukan perlawanan maka Canggih akan semakin kenceng.

Pengancaman selanjutnya yang diperlihatkan Canggih Soliemin kepada Indah bahwa pemakaian ormas PP ketika itu akan jauh berbeda perlakuannya ketika nanti di Polda. Bahkan Canggih Soliemin secara terang terangan mengatakan akan “gas” perkara ini di Polda, sekali masuk enggak keluar. Dan Canggih Soliemin akan memastikan bahwa Indah Catur Agustin akan “game over”.

Canggih Soliemin masih mengeluarkan kata-kata pengancaman akan memviralkan Indah Catur Agustin di media, berdua dengan Greddy Harnando.

“Dan pasti akan saya masukin instagram anda sama Greddy, masuk akunnya Komandan Sahroni. Ya langsung berita satu nasional, Surabaya, Jakarta. Apa nggak hancur kamu,” ancam Canggih Soliemin kepada Indah Catur Agustin sebagaimana tertuang dalam nota pembelaan Indah Catur Agustin.

Masih kata Canggih Soliemin kepada Indah Catur Agustin dalam nota pembelaan Indah Catur Agustin, bahwa kalau sampai Indah Catur Agustin tidak masuk, akan menjadi beban Canggih Soliemin.

Dan Canggih Soliemin juga diprotes mengapa hanya Greddy Harnando yang dimasukkan (penjara) sedangkan Indah Catur Agustin tidak.

Indah Catur Agustin dalam pledoinya ini juga menjelaskan, jangankan Rp. 200 juta, pembayaran Indah Catur Agustin yang sebesar Rp. 500 juta akan langsung ditolak karena dengan uang segitu, pembagian untuk polisi mau kasih berapa.

Menurut penuturan Canggih Soliemin, jika pembayaran langsung Rp. 1 miliar itu adalah angka yang pantas karena dengan nominal itu akan dibagi-bagi, bukan untuk Canggih Soliemin saja.

Dari apa yang telah Canggih Soliemin katakan kepadanya itu, Indah Catur Agustin merasa diancam, diintimidasi bahkan dirampok secara halus. (pay)

 

 

 

 

Related posts

POLDA JATIM KAWAL KETAT KOTAK SUARA HINGGA KE TINGKAT PROPINSI

redaksi

Di Perkara David Handoko, Tuntutan Jaksa Tidak Memenuhi Keadilan Dan Terlihat Emosional

redaksi

Hotel Premier Inn Juanda Berikan Garansi Rasa Aman Dan Nyaman Ketika Tamu Hotel Beristirahat

redaksi