surabayaupdate.com
HEADLINE HUKUM & KRIMINAL INDEKS

Pengacara Peter Susilo Sampaikan Klarifikasi Dan Ungkap Banyak Kejanggalan

Yafety Waruwu saat memberikan klarifikasi dan menceritakan sejumlah kejanggalan. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Pertikaian yang terjadi antara Peter Susilo dengan Rudy Wibowo nampaknya makin menarik untuk disimak. Selain masing-masing melapor ke polisi pasca pertikaian yang terjadi diantara mereka, Jumat (19/4/2019), Rudy Wibowo maupun Peter Susilo mulai menyampaikan apa yang telah mereka alami dengan versi masing-masing.

Jika satu hari sebelumnya Rudy Wibowo yang ditemani kuasa hukumnya menanyakan perkembangan laporannya kepada pihak kepolisian yang ia nilai sangat lambat dan cenderung jalan ditempat, kali ini tiba giliran Peter Susilo menyampaikan uneg-unegnya dan membongkar apa yang sebenarnya terjadi.

Diwakili tim penasehat hukumnya yang terdiri dari Yafety Waruwu, Albert dan Septono Tantowi, Peter Susilo yang tidak datang pada konfrensi pers, Selasa (30/4/2019) di salah satu tempat makan di Jalan Ngagel Surabaya, mengungkap banyak kejanggalan waktu itu.

Yafety Waruwu, ketua tim penasehat hukum Peter Susilo mewakili kliennya tersebut juga melakukan klarifikasi terkait dengan dugaan pemukulan yang dilakukan Peter Susilo ke Rudy Wibowo dengan menggunakan senjata api dan adanya upaya pembunuhan terhadap Rudy Wibowo.

Dihadapan anggota penasehat hukum yang lain, Gideon Pratama Susilo anak Peter Susilo, Adiyanto Mardiono, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Partai Perindo dan anggota LBH Partai Perindo yang lain, Yafet menceritakan kronologis yang sebenarnya.

Sebelum menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, pengacara yang akrab disapa Yafet ini ingin meluruskan pernyataan-pernyataan yang sudah terlanjur termuat di media massa terkait perilaku dan perbuatan yang sudah dilakukan Peter Susilo kepada Rudy Wibowo.

Menurut Yafet, apa yang sudah termuat di media massa ini tidak benar dan cenderung kearah fitnah. Oleh karena itu, Peter pun mempunyai kewajiban untuk meluruskannya karena opini yang berkembang di masyarakat tersebut kian menyudutkannya.

Terkait dengan pertikaian yang terjadi antara Peter Susilo dan Rudy Wibowo ini, Yafet mengatakan, ini bermula dari kedatangan Rudy ke rumah Peter di kawasan Perumahan Dian Istana Surabaya. Rudy datang ke rumah Peter Jumat (19/4/2019) sekitar pukul 22.00 Wib.

“Dengan ditemani seorang laki-laki berambut gondrong, Rudy mendatangi rumah Peter. Namun, kedatangan Rudy ini tidak selayaknya bertamu ke rumah seseorang. Lumrahnya orang bertamu ke rumah orang itu, Rudy seharusnya melapor ke security. Inilah SOP-nya,” ujar Yafet.

Yafety Waruwu bersama dengan tim penasehat hukum Peter Susilo, anak Peter Susilo, dan Ketua LBH Partai Perindo. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

Bukan hanya itu, lanjut Yafet. Sebagai seorang tamu yang ingin mengunjungi rumah seseorang dikawasan perumahan, Rudy tidak memenuhi prosedur yang lain seperti mengisi buku tamu, dan meninggalkan kartu identitas.

“Rudy langsung nyelonong ke rumah Peter Susilo. Setibanya di rumah Peter Susilo, tanpa mendapat persetujuan dari pemilik rumah, Rudy kemudian membuka pintu pagar dan langsung masuk ke teras rumah Peter. Waktu itu, Peter sedang duduk-duduk sambil minum kopi ditemani dua orang security. Malam itu, Peter dan beberapa security ini sedang memperbincangkan masalah pengiriman ekspedisi yang menjadi pekerjaan keseharian Peter Susilo,” ungkap Yafet.

Kedatangan Rudy ke rumah Peter ini, menurut Yafet, sudah diliputi emosi. Namun, Peter masih mempersilahkan Rudy untuk duduk. Kemudian, Peter menanyakan perolehan suaranya di TPS. Nampaknya, pertanyaan Peter ini makin membuat Rudy tidak senang.

“Peter sengaja menanyakan hal ini karena Peter adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) di Partai Perindo. Sedangkan di partai milik Harry Tanu Soedibyo ini, Bappilu lebih dikenal dengan istilah Top Nine,” jelas Yafet.

Sebagai Top Nine Partai Perindo di Jawa Timur, Peter memang harus bertanya ke para caleg yang lain terkait dengan suara yang mereka peroleh di TPS masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengamankan suara Partai Perindo di TPS tersebut supaya tidak hilang, sehingga suara tersebut haruslah dikawal.

Masih menurut Yafet, meski sudah ditanya tentang perolehan suaranya di TPS dan Rudy tetap bungkam, Peter kemudian meminta ke Rudy untuk membuat surat pernyataan tentang suara yang telah diperolehnya di TPS tersebut sehingga suara yang diperoleh Rudy Wibowo ini bisa dikawal.

“Bukannya menjawab pertanyaan Peter, Rudy yang sudah dalam keadaan emosi kemudian menghardik Peter untuk tidak ikut campur. Percekcokan diantara keduanya pun tak terelakkan. Ditengah percekcokan itu, Rudy kemudian melontarkan kata-kata yang tidak pantas ke Peter,” kata Yafet.

Mengutip perkataan Rudy ke Peter waktu itu, Yafet pun mengatakan, menghardik Peter dengan kalimat kamu itu siapa? Kamu bukan siapa-siapa. Kamu itu Cino, bajingan, jancok asu. Mendengar ucapan ini, secara spontan, Peter pun berdiri dan menunjuk ke Rudy.

“Secara spontan, Rudy kemudian meninju wajah Peter Susilo. Akibat tinju Rudi ini, mata kanan Peter Susilo sampai sekarang berair dan mengalami cacat, tidak dapat melihat dengan sempurna sehingga harus membutuhkan perawatan,” timpal Yafet.

penasehat hukum Peter Susilo dan anak Peter Susilo menunjukkan foto terkini keadaan Peter Susilo dan laporan polisi. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

Tinju yang diarahkan ke Peter itu, lanjut Yafet, tidaklah sekali, namun secara membabi buta. Peter Susilo diserang. Rudi bahkan menggunakan kakinya untuk menendang kemaluan Peter Susilo. Saat itu Peter pun panik, sedangkan dua security yang ada di sana berusaha untuk melerai.

Masih menurut Yafet, pada saat bersamaan, usai dilerai security, tanpa disadari, Peter Susilo menyenggol gagang alat pel. Kemudian, alat pel ini diambil untuk menahan serangan Rudi yang membabi buta. Karena Rudi terus menyerang, Peter kemudian membalas serangan Rudi.

Dengan melihat fakta ini, Yafet pun menjelaskan, sebenarnya yang memulai pertengkaran ini sebenarnya adalah Rudi Wibowo sendiri. Peter Susilo sendiri hanya bertahan dari serangan bertubi-tubi Rudi. Kalau tidak ada security yang melerai pada saat itu, keadaan yang lebih parah akan dialami Peter Susilo karena mata kanannya saja sudah terluka, begitu juga dengan kemaluan. Dua anggota tubuh ini kalau sampai terkena pukulan akan berakibat fatal.

Selain menceritakan kejadian sebenarnya yang menimpa Peter, Yafet juga mengungkap adanya kejanggalan. Menurut Yafet, kedatangan yang begitu cepat setelah Rudy dan Peter bertikai sangat tidak masuk akal dan janggal.

Kejanggalan yang dimaksud Yafet adalah setelah Rudy dan Peter bertikai, teman Rudy yang berambut grondrnng yang belakangan diketahui seorang preman, kemudian memasuki rumah Peter bersama dengan polisi. Ketika terjadi dialoq antara Peter dan Rudy, ternyata ponsel Rudy dalam keadaan masih on sehingga percakapan kedua orang ini dapat didengar oleh orang yang ada di ujung ponsel Rudy.

Pada kesempatan ini, Yafet juga ingin mengklarifikasi terkait adanya rencana pembunuhan yang dilakukan Peter Susilo, sebagaimana dimuat di media massa, dan pemukulan dengan menggunakan senjata api yang dilakukan Peter Susilo, Yafet membantahnya. Secara tegas, Yafet mengatakan bahwa itu tidak benar.

“Apakah masuk akal, jika merencanakan sebuah pembunuhan, dilakukan dirumah pelaku? Yang pasti harus ditempat lain, jika memang rencana pembunuhan itu akan dilakukan. Ini sangat tidak masuk akal. Begitu juga dengan senjata api. Di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak ditemukan adanya senjata api,”

Peter Susilo, lanjut Yafet, tidak pernah membawa senjata, apalagi senjata api. Ini dapat dibuktikan dari rekaman CCTV di rumah Peter Susio dan sudah disita polisi. Dari rekaman CCTV itu yang terlihat adalah peleraian oleh security dan tidak ada senjata api, apalagi sampai senjata api itu dipukulkan ke Rudi Wibowo.

Menurut Yafet,  ini sudah fitnah dan masuk dalam unsur politis. Dan menurut Yafet, dari kejadian ini terlihat adanya persaingan yang tidak sehat, karena baik Peter Susilo maupun Rudi Wibowo sedang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. (pay)

Related posts

Enam Orang Yang Ikut Diamankan Bersama Bupati Probolinggo Dan Suaminya, Akhirnya Terungkap

redaksi

Eksepsi Terdakwa Penggelapan Saham PT Surabaya Country Ditolak

redaksi

Dalam Pledoinya, Dua Bos Sipoa Pertanyakan Tidak Terlibatnya Yudi Hartanto Dan Ungkap Adanya Praktik Mafia Hukum

redaksi