SURABAYA (surabayaupdate) – Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2024, Fakultas Kesehatan masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan serangkaian kegiatan hidup sehat. Selain itu, juga digelar kampanye bahaya merokok bagi anak.
Acara peringatan HAN 2024 ini FKM Unair bekerjasama dengan Airlangga Health Promotion Center (AHPC) dan Research Group Tobacco Control (RGTC) FKM UNAIR.
Beberapa kegiatan bertema kesehatan pun digelar salah satunya senam dan jalan sehat yang digelar Minggu, (21/7/2024), di halaman kantor manajemen, kampus MERR-C UNAIR. Senam dan jalan sehat tersebut diikuti pimpinan UNAIR, civitas academica, dan masyarakat umum.
Dalam perhelatan menyambut HAN yang mengambil tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju ini mempunyai tujuan memperkuat komitmen dalam melindungi hak-hak anak serta memastikan mereka tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, sehat, dan berpendidikan.
Pada kegiatan jalan sehat dan senam ini AHPC mengajak seluruh peserta untuk melakukan senam otak sebagai bentuk mencintai tubuh dan pentingnya hidup secara seimbang.
Dr. Sri Widati, S.Sos., M.Si mengatakan, didalam tubuh manusia terdapat otak kanan dan kiri yang berkontribusi besar dalam aktivitas sehari-hari, sehingga keseimbangan keduanya harus dilatih.
“Dengan melakukan senam otak, tidak hanya membuat kita lebih konsentrasi namun juga menjadikan kita lebih produktif,” kata Sri Widati.
Selain jalan sehat dan senam otak, RGTC FKM UNAIR juga melakukan kegiatan berupa games edukatif bermain dadu disertai dengan challange. Dalam kegiatan ini sendiri ada pesan yang hendak disampaikan kepada sesama mengenai bahaya rokok bagi anak-anak.
Games ini diikuti tujuh peserta yang umumnya anak-anak. Salah satu challenge yang diberikan adalah menasehati ayah untuk berhenti merokok,
Tidak hanya itu, RGTC FKM UNAIR juga mengundang narasumber untuk memberikan testimoni. Narasumber yang diundang bernama Ikke, salah satu korban perokok pasif yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI).
Semenjak 2007, Ikke terdiagnosis mengidap kanker laring akibat paparan asap rokok ditempat kerjanya. Hingga saat ini Ikke kehilangan pita suaranya dan harus mengkonsumsi obat seumur hidup.
Narasumber lainnya adalah Elys, salah satu tim Bunda PAUD Kecamatan Bubutan Kota Surabaya.
Elys menyampaikan pentingnya peran serta masyarakat dalam melindungi anak-anak dari bahaya rokok.
Lebih lanjut Elys mengatakan, ia mengetahui di sekitar rumahnya terdapat anak-anak SMP yang merokok.
“Saya kemudian mengajak anak-anak tersebut untuk melakukan aktivitas mengaji setiap sore dan memberikan reward agar mereka berhenti merokok,” ujar Elys.
Hingga saat ini, lanjut Elys, anak-anak yang sudah menjadi anak didiknya itu tidak ada yang kembali merokok.
Peringatan HAN 2024 juga dipakai sebagai momentum bergandengan tangan dalam melindungi anak dan generasi muda dari pengaruh buruk yang dapat mengancam kesehatan dan masa depan mereka.
Saat ini, isu rokok menjadi masalah yang sangat penting, mengingat tingginya angka perokok usia dini di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang merokok sebesar 28,62% pada 2023. Persentase tersebut meningkat 0,36% poin dari tahun sebelumnya sebesar 28,26%.
Jumlah rokok yang dikonsumsi di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 322 miliar batang, jika dirupiahkan senilai Rp 282 triliun. Sebuah angka yang fantastis dan sangat mengkhawatirkan.
Menurut Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI, jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.
Data ini menunjukan bahwa prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Usia pertama kali merokok tertinggi ada pada rentang usia 15-19 tahun sebesar 52,8% dan usia 10-14 tahun sebesar 44,7%.
Artinya, sejak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah banyak remaja yang mulai merokok. Bahkan sebesar 2,6% sudah merokok sejak usia 5-9 tahun. Usia yang seharusnya masih di pangkuan orang tua dan belajar banyak hal di hidupnya.
Melalui data inilah, masyarakat dan Pemerintah perlu memahami urgensi perlindungan anak dari bahaya intervensi industri rokok.
Generasi muda merupakan kelompok rentan yang menjadi sasaran target pemasaran industri rokok melalui iklan rokok yang masih longgar regulasinya, kampanye melalui berbagai pameran diantaranya World Tobacco Asia (WTA) dan World Vape Show pada Oktober mendatang di Surabaya, promosi melalui konser musik dan konten para influencer serta strategi promosi lainnya.
Iklan tembakau dan promosi tembakau merupakan segala bentuk komunikasi komersial, rekomendasi atau tindakan dengan tujuan, dampak atau mempromosikan produk tembakau atau penggunaan tembakau baik secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu bentuk penelitian Tim Riset FKM Unair di Indonesia dengan menggunakan sampel perokok aktif sebanyak 3.386 responden, individu yang pernah merokok sebanyak 3.666 responden, dan perokok dengan konsumsi rokok yang dilaporkan per hari sebanyak 1.355 responden dan berusia 13-17 tahun. Hasilnya, terdapat korelasi yang signifikan antara paparan TAPS dengan perilaku merokok pada kaum muda. (pay)