surabayaupdate.com
EKONOMI & BISNIS HEADLINE INDEKS

25 Tahun Perjalanan Crown Group, Semua Berawal Dari Mimpi

Iwan Sunito, CEO and Chariman Crown Group. (FOTO : dokumen pribadi untuk surabayaupdate.com/amelia wulan)

JAKARTA (surabayaupdate) –  Berawal dari mimpi-mimpi yang terus ia pupuk, begitulah cara Iwan Sunito mengawali bisnisnya, membangun Crown Group.

Dari mimpi yang terus membayang dalam pikiran itulah akhirnya membuat CEO dan Chairman Crown Group ini bisa membuat perusahaannya dapat diakui dan diperhitungkan sebagai perusahaan property terbesar di Australia dalam kurun waktu 25 tahun ini.
Iwan Sunito mengakui, awal membangun perusahaan property-nya ini tidaklah mudah. Namun, semakin banyak cobaan yang ia hadapi, semakin kuat dorangan dalam dirinya.
“Kita harus mendorong diri kita untuk terus maju meraih mimpi. Saat perusahaan saya dikatakan sebagai salah satu perusahaan pengembang swasta terbesar di Australia, dengan nilai pengembangan proyek sebesar Rp. 50 triliun, seketika itu pula kami semua terjaga dari mimpi kami.” ujar Iwan Sunito.
Apa yang Iwan katakan ini bukan dari pendapatnya pribadi, namun berdasarkan pernyataan Australia Financial Review (AFR).
“Surat kabar bisnis populer berbasis di Sydney, New South Wales, itu memang mengeluarkan pernyataan penuh pujian: “Crown Group is set to become one of Australia’s largest private developers,” kata Iwan.
Tapi, bukan kali ini saja Iwan dan keluarga besar Crown “terjaga” serta menyadari betapa mimpi-mimpi besar memang telah mengantar mereka ke posisi yang tak pernah diduga.
Iwan kembali menandaskan, sebelumnya, ia pernah “terjaga” di tahun 2015, sewaktu dinobatkan menjadi Urban Taskforce’s Property Person of The Year.
Saat itu dia ditahbiskan menjadi pemenang termuda, dan satu-satunya kelahiran Indonesia yang berhasil memenangkan gelar tersebut di Negeri Kanggurus. “It’s beyond my wildest dream!!!”.
Crown Group memang tumbuh dari bawah. Bahkan nilai proyek awalnya di 1996 hanya sebesar Rp280 miliar.
Iwan mengakui, sungguh tak terpikir dan terbayang, Crown akan bisa bertumbuh secara eksponensial, jika membandingkan capaian sekarang dengan kondisi dua dekade sebelumnya.
Menengok kembali ke belakang, Iwan mengungkap, pada akhirnya dia menyadari bahwa meskipun dirinya tidak pernah memimpikan berada di posisi saat ini, namun mimpi-mimpinya terdahulu yang mendorongnya terus berkarya lebih baik dari waktu ke waktu, yang pada gilirannya mendorong Crown Group melesat tanpa batas atau without borders.
Bicara tentang mimpi, Iwan mengakui, hal tersebut berjalan secara evolutif. Saat menghabiskan masa kecilnya di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dia sama sekali belum memiliki mimpi apa-apa.
Iwan bahkan mengaku, tidak mengerti apa itu mimpi. Begitu pun ketika masa remajanya dilakoni di Surabaya.
“Hanya satu yang saya ketahui, saya suka menggambar. Dan kecintaan saya akan mengambarlah yang menuntun saya menemukan mimpi,  mimpi yang sesuai dengan passion saya,” ungkap Iwan.
Mimpi untuk membuat bangunan yang lebih baik, lanjut Iwan, lebih cantik, bahkan menjadi panutan baru di area sekitarnya.
Perjalanan Crown Group hingga menapak ke posisi sekarang, sebagai “one of Australia’s largest private developers” tentu tidaklah mudah.
Dibutuhkan persistensi, konsistensi, dan perseverance atau  daya tahan, untuk mengatasi hambatan yang ada.
Namun itu semua, persistensi dan semuanya,  muncul karena Crown Group sendiri punya mimpi untuk membuat hal-hal besar dan hebat. Iwan sendiri mengaku belajar dari orang-orang hebat tentang arti mimpi.
“Jika dulu our founding fathers, Soekarno, Hatta, Soepomo, Tan Malaka, Mohammad Yamin, Ki Hadjar Dewantara, Sutan Sjahrir tidak bermimpi untuk kemerdekaan Indonesia, mungkin kita tidak pernah bisa merdeka hingga detik ini,” kata Iwan.
Apabila Harley & Davidson, sambung Iwan, Guglielmo Marconi, atau Henry Ford tidak mengejar mimpi mereka, kita tidak akan pernah mengenal motor, radio dan mobil.
Jadi, apa sebenarnya mimpi Iwan untuk Crown Group? Lebih lanjut Iwan pun berkata, hal yang paling dasar, ia selalu bermimpi untuk membuat karya Crown Group berikutnya adalah the next masterpiece.
“Kemudian, saya juga bermimpi bahwa Crown Group selalu naik level dari waktu ke waktu,” lanjut Iwan.
Menurut Iwan, tak pernah ada mimpi yang berjalan mulus, begitu pun Crown Group. Hantaman krisis Asia 1998, resesi properti negara bagian New South Wales (2004), dan Global Financial Crisis (2008), merupakan ombak besar yang siap menggulung Crown pada saat itu.
“Saat ini saya bisa tersenyum setiap teringat hantaman krisis tersebut, meskipun pada saat terjadi, yah, panas dingin juga rasanya, ha… ha… ha…,” kata Iwan sambil berkelakar.
Iwan kembali menjelaskan, namun pada akhirnya, Crown Group mampu bertahan, dan kekuatan mimpi yang membuat Crown Group bertahan.
Berangkat dari apa yang dialaminya, serta berkaca dari perjalanan orang-orang besar, Iwan meyakini tak ada mimpi hebat tanpa kerikil.
“Akan selalu ada hambatan. Tetapi, percayalah bahwa mimpi kita yang akan membuat kita tetap berjalan maju ke depan,” ujar Iwan.
Mimpi kita yang akan membuat kita tetap fokus, lanjut Iwan. Mimpi kita pulalah yang membuat semua yang kita kerjakan menjadi berarti.
“Please remember, nothing great comes easy. Only your dream will keep you going till you reach you goal,” nasehat Iwan.
Dengan keberhasilan yang sudah dicapai Crown Group, Iwan mengaku belum berhenti bermimpi besar.
 “Mimpi saya berikutnya adalah mengembangkan jaringan hotel SKYE Suites yang didirikan pada tahun 2017, dengan menambah tujuh lokasi baru,” akunya.
Saat ini Skye Suites berlokasi di Parramata, CBD Sydney, dan Green Square, dan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, Iwan Sunito berharap SKYE Suites akan berada di 10 lokasi.
“Bukan saja kota-kota besar di Australia, tidak menutup kemungkinan SKYE Suites akan hadir di kota-kota besar di Indonesia,” kata Iwan penuh antusias.
Mimpi besar lainnya adalah dalam waktu dekat meluncurkan platform baru, OneResidence and Resorts. Brand ini akan mengkhususkan diri pada pengembangan resor dan residensial di lokasi yang sama.
Iwan sendiri tidak pernah bermimpi menjadi yang salah satu yang terbesar. Iwan hanya ingin menjadi yang terbaik dari apa yang bisa ia lakukan.
Lalu, Iwan kembali bertanya dalam hati kecilnya, apakah mungkin kita mengejar mimpi kita, passion kita? Menurut Iwan, anything is possible!
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah mudah? Tidak ada yang mudah. Meski begitu, Iwan tetap percaya bahwa usaha tidak akan pernah membohongi hasil.
Dan terakhir, satu hal yang perlu diyakini bersama, tidak semua terlahir dengan privilese, namun semua orang berhak untuk memiliki dan menjalani mimpi. (awp)

Related posts

PANGDAM LANTIK KOMANDAN BATALYON INFANTERI 500 RAIDER YANG BARU

redaksi

Uang Cadangan Milik Pedagang Pasar Turi Tidak Hilang Dan Tidak Masuk Ke Rekening Pribadi Henry J Gunawan

redaksi

Arena Judi Ayam Wiyung Digrebek, Polisi Hanya Amankan Tujuh Orang Terduga Perjudian

redaksi