surabayaupdate.com
EKONOMI & BISNIS HEADLINE INDEKS

Makanan Para Raja Dari Sembilan Wilayah Di Nusantara Jadi Menu Andalan 209 Dining Selama Bulan Ramadan 1445 H

sudut kuliner 209 Dinning Vasa Hotel Surabaya yang menyajikan Cotto Makasar dan Gudeg. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Dalam menyambut datangnya bulan Ramadan 1445 H ini 209 Dinning Vasa Hotel Surabaya siapkan menu masakan yang berbeda dengan tahun sebelumnya.

Yang menarik, khusus makanan khas Indonesia yang disuguhkan 209 Dinning kepada para tamu hotel sebagai makanan buka puasa, pada jaman kerajaan terdahulu, merupakan makanan yang disajikan untuk para raja.

Cluster General Manager Tanly Hospitality Roberto Kotambunan mengatakan, selama Ramadan 1445 H, setiap tamu hotel yang berbuka puasa di 209 Dinning, bisa merasakan lezatnya menu masakan khas Indonesia yang terdahulu merupakan makanan untuk para raja di sembilan wilayah atau kerajaan di nusantara.

“Tahun ini, Vasa Hotel Surabaya dalam menu berbuka puasanya itu kami beri tema 9 Wonders Nusantara,” kata Roberto.

Nine Wonders Nusantara itu, lanjut Roberto, dahulu adalah makanan yang memang disuguhkan untuk para raja di nusantara yang berasal dari Kerajaan Aceh, Kerajaan Minangkabau, Kerajaan Lampung, Kerajaan di Betawi, Kerajaan di Jogjakarta, Kerajaan Demak, Kerajaan Di Banjar Kalimantan Selatan, Kerajaan di Sulawesi dan Kerajaan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Selama Bulan Ramadan, makanan-makanan khas nusantara dari sembilan kerajaan itu, kami hadirkan secara bergantian,” ungkap Roberto.

Roberto kembali menjelaskan, adapun makanan khas para raja dari sembilan kerajaan di wilayah Nusantara yang pada Ramadan tahun 2024 ini menjadi menu andalan berbuka puasa di 209 Dinning Vasa Hotel Surabaya, seperti Mie Kepiting Aceh, Rendang Daging khas Minangkabau, Ikan Baung bumbu Kuning dari Lampung, Ikan Pecak Betawi, Gudeg Jogjakarta, Soto Banjar, Cotto Makasar, Soto Kudus, dan Ayam Taliwang.

“Untuk makanan khas Timur Tengah yang tetap kami sajikan selama Bulan Ramadan sebagai makanan berbuka puasa, 209 Dinning menghadirkan Nasi Briyani, Lamb Leg, Shawarma, Pecking Duck, Chicken Kofta, Lamb Shish, Nasi Kebuli dan masih banyak lagi hidangan lainnya,” kata Roberto.

Masih berkaitan dengan makanan para raja di Nusantara yang dijadikan sebagai makanan berbuka puasa di 209 Dining Vasa Hotel Surabaya, Chef Pranidya Tritya mengatakan, tiap makanan tersebut mempunyai citarasa dan menggunakan bumbu khas yang berasal dari daerahnya masing-masing.

“Seperti Mie Kepiting Aceh. Makanan spesial untuk para raja dijaman Kerajaan Samudera Pasai ini menggunakan bumbu rempah khas Aceh seperti cengkeh dan bunga lawang, sehingga menambah rasa pedas yang khas,” papar Chef Pranidya Tritya.

Usai mengenal masakan khas kerajaan yang letaknya di ujung Barat nusantara, bila beranjak ke daerah Minang, ada sebuah makanan yang sangat khas. Makanan ini adalah rendang daging Minangkabau.

Pria asal Jawa Tengah yang pernah bekerja sebagai juru masak di Carlton Hotel Bali ini kembali menjelaskan, rendang daging menurut tradisi Minangkabau, biasanya disajikan ketika perayaan adat seperti kenduri, menyambut tamu kehormatan dan berbagai acara adat Minang lainnya.

Sudut kuliner yang menyajikan Ikan Pecak Betawi dan Ikan Baung Lampung di 209 Dining Vasa Hotel Surabaya. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

Bergeser sedikit ke bawah, Pranidya kembali menjelaskan, ada makanan tradisional berasal dari kerajaan Lampung. Masakan itu adalah Ikan Baung Lampung.

“Ikan Baung Lampung sendiri adalah masakan olahan ikan dengan kuah hangat yang berwarna kuning atau bening,” jelas Pranidya.

Yang membuat kuliner ini menjadi semakin spesial, lanjut Pranidya, adalah cara mengolahnya. Ikan Baung Lampung sendiri cara pengolahannya dimasukkan bambu ketika hendak dimasak.

“Dengan dimasukkan ke bambu itulah yang membuat Ikan Baung Lampung menjadi begitu autentik dan khas banget,” ungkap Pranidya Tritya.

Menyebrangi Laut Jawa tepatnya ke pulau Jawa, beberapa makanan tradisional yang juga dulunya menjadi makanan spesial bagi para raja-raja kerajaan di Jawa.

Yang pertama adalah Pecak Ikan Betawi. Masakan ini merupakan hidangan khas dari Kesultanan Banten.

Dalam mengolah Ikan Pecak, lanjut Pranidya Tritya, cukup digoreng saja seperti mengolah makanan yang berbahan baku ikan pada umumnya.

“Namun yang membuat Ikan Pecak Betawi ini menjadi istimewa dan mempunyai citarasa yang sangat nikmat adalah berkaitan dengan sambalnya,” tutur Pranidya.

Sambel Ikan Pecak Betawi, sambung Pranidya, dibakar terlebih dahulu kemudian bahan-bahan yang dibakar tadi baru diuleg. Tidak perlu sampai halus, kasar saja. Pemberian jahe pada sambal Ikan Pecak, akan menambah rasa nikmat dan aroma pedas yang khas beraroma jahe.

Masih di Pulau Jawa, ada sebuah makanan khas yang berasal dari Kesultanan Jogjakarta. Makanan itu adalah Gudeg, Krecek, Opor Ayam, dan Santan Areh yang sering kali menjadi bagian dari acara-acara istimewa kerajaan.

Bergeser ke Timur, lanjut Pranidya, makanan untuk raja kerajaan Demak. Makanan itu adalah Soto Kudus.

“Soto Kudus merupakan makanan favorite raja. Dijaman Kerajaan Majapahit, ada makanan lain yang juga menjadi favorite raja. Makanan itu adalah Rawon Nguling. Makanan ini akan disajikan pada acara khusus kerajaan,” ujar Pranidya.

Masih terkait makanan yang berasal dari Kerajaan di Pulau Jawa, Pranidya kembali menjelaskan, masih ada Kambing Bakar yang diolah dengan rempah-rempah nusantara.

tamu 209 Dinning sedang menikmati salah satu 9 wonders nusantara. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

Konon katanya, makanan kambing bakar ini menjadi simbol kemakmuran tanah Jawa. Makanan ini pada jaman dahulu kala, digunakan para raja untuk menjamu tamu kehormatannya.

Melintasi laut Bali menuju ke kesultanan NTB, terdapat hidangan Ayam Taliwang yang menyimpan sejarah perdamaian melalui citarasanya.

Kerajaan Selaparang dan Karangasem yang awalnya berperang, dengan kehadiran Kerajaan Taliwang sebagai penengah dan kemudian menyajikan makanan yang diberi nama Ayam Taliwang, digunakan sebagai alat pendekatan diplomasi ke raja Karangasem.

Tak disangka, raja Kejaraan Karangasem menyukai masakan Ayam Taliwang ini hingga akhirnya terciptalah perdamaian antara Kerajaan Selaparang dab Kerajaan Karangasem..

Berpindah ke Pulau Sulawesi, ada makanan khusus yang disuguhkan untuk seorang raja. Makanan itu adalah Coto Makassar.

Coto Makasar sendiri, dahulu kala, dipakai para raja-raja Kerajaan Sulawesi sebagai hidangan atau dihidangkan diacara adat.

Makanan untuk para raja selanjutnya berasal dari kerajaan di Kalimantan Selatan. Kerajaan itu adalah Kesultanan Banjar.

Kesultanan Banjar memiliki hidangan khas Soto Banjar, yang konon katanya soto ini dibawa tentara Demak pada saat memberikan bantuan kepada Kesultanan Banjar.

Pranidya Tritya kembali menjelaskan, dalam mengolah masakan-masakan tradisional ini, juru masak Vasa Hotel akan mencari referensi bagaimana cara mengolah, memasak hingga cara menghidangkan masakan tersebut.

“Kami berusaha mengolah masakan-masakan tradisional ini sesuai dengan resep aslinya.

Cluster Assistant Director of Marketing Communications Vasa Hotel Surabaya, Mega Tarina menambahkan, untuk bisa menikmati makanan tradisional para raja nusantara dan beberapa makanan khas Timur Tengah selama bulan Ramadan, 209 Dinning mempunyai penawaran khusus.

“Makanan yang disajikan buffet all you can eat itu, selama Ramadan 2024, dikenakan harga Rp. 299 ribu nett per orang, asalkan pemesanan atau pembeliannya awal Ramadan sampai dengan tanggal 15 Mei 2024,” ungkap Mega.

Nanti setelah tanggal 15 Mei 2024, sambung Mega, all you can eat Ramadan Buffet ini kembali normal diharga Rp. 399 ribu nett perorang.

Selain itu, Hotel Vasa juga menawarkan paket Hampers mulai dari Rp.889 ribu nett per box dan paket menginap mulai dari Rp. 1.209.000 per malam. (pay)

Related posts

Kisah Pilu Putri Terpidana Kasus Penggelapan Ferrari Senilai Rp. 12 Miliar Yang Menuntut Keadilan Demi Sang Ayah

redaksi

Polisi Geledah Rumah Pengedar Sabu Di Menganti

redaksi

Di Perayaan Delightful Christmas, Bumi Surabaya City Resort Hadirkan 17 Penyanyi Cilik

redaksi