surabayaupdate.com
EKONOMI & BISNIS HEADLINE INDEKS

Perekonomian Global Tahun 2023 Masih Belum Ideal, Jatim Terpantau Makin Membaik

Pemaparan Kepala Kantor Wilayah BI Propinsi Jatim tentang perekonomian di Jatim. (FOTO : amelia wulan/surabayaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Meski perekonomian global tahun 2023 terpantau masih belum ideal, malah pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan tahun 2022, namun perekonomian di Jawa Timur malah mengalami perbaikan dan peningkatan.

Adanya penilaian bahwa perekonomian di Jawa Timur mengalami perbaikan dan peningkatan itu dipaparkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi.

Diperhelatan pemaparan perkembangan ekonomi terkini, Selasa (6/6/2023) itu, Doddy Zulverdi juga memaparkan fokus kebijakan Bank Indonesia berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Mei 2023.

Terkait perkembangan ekonomi global pada 2023 terpantau masih belum ideal dan diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan pada 2022, Doddy Zulverdi menjelaskan, belum idealnya ekonomi global tahun 2023 itu disebabkan karena beberapa faktor.

“Faktor pertama adalah lemahnya transaksi perdagangan internasional sebagai dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina,” kata Doddy saat melakukan pemaparan di Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Propinsi Jawa Timur.

Kedua, lanjut Doddy, adanya gangguan rantai pasok dunia. Faktor ketiga kebijakan proteksionisme di berbagai negara, faktor keempat gejolak perbankan global terutama di Amerika Serikat dan Eropa yang mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Meskipun dihadapkan berbagai tantangan, Doddy mengatakan, patut disyukuri tidak sampai terjadi resesi global.

“Saat ini masih terdapat ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik disertai upaya memitigasi risiko perlambatan ekonomi global,” ujar Doddy.

Ruang optimisme tersebut, sambung Doddy, sejalan dengan momentum rebound perekonomian Tiongkok yang kembali dibuka setelah pandemi Covid-19, serta melandainya tekanan inflasi global.

Di tengah masih tingginya ketidakpastian global, Doddy kembali menjelaskan, pemulihan ekonomi nasional pada triwulan I 2023 terus berlanjut.

“Ekonomi Indonesia pada triwulan I 2023 tumbuh 5,03% (yoy), membaik dibandingkan triwulan IV 2022 (5,01%) terutama ditopang perbaikan konsumsi domestik,” ungkap Doddy.

Tekanan inflasi IHK nasional juga menunjukkan tren penurunan dari 5,51% (yoy) pada tahun 2022 menjadi 4,97% (yoy) pada triwulan I 2023 serta 4,33% (yoy) pada April 2023 dan 4,00% (yoy) pada Mei 2023.

Hal tersebut didukung dengan membaiknya beberapa indikator perekonomian domestik seperti menguatnya cadangan devisa, terjaganya surplus neraca perdagangan, relatif stabilnya nilai tukar Rupiah, serta masih tumbuh positifnya kinerja intermediasi perbankan di Indonesia.

Mempertimbangkan kondisi perekonomian tersebut, maka Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 24-25 Mei 2023 memutuskan tetap mempertahankan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%.

Fokus kebijakan BI diantaranya : memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah terutama imported inflation melalui intervensi di pasar valas, melanjutkan twist operation melalui penjualan atau pembelian SBN di pasar sekunder, melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada respons suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan terhadap suku bunga kebijakan, perluasan QRIS, memperkuat kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya.

Searah dengan perekonomian nasional, perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-2023 terpantau melanjutkan perbaikan dengan tumbuh 4,95% (yoy) yang didorong menguatnya konsumsi, baik belanja Pemerintah maupun Rumah Tangga, dan meningkatnya kinerja sektor perdagangan.

Namun demikian, perlambatan investasi serta menurunnya kinerja ekspor menahan pertumbuhan ekonomi Jatim untuk tumbuh lebih tinggi lagi.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga konsumsi masyarakat serta mendorong kolaborasi fiskal pusat dan daerah dalam rangka mendukung perbaikan kinerja investasi.

“Pada triwulan II-2023, kinerja ekonomi Jatim terindikasi melanjutkan perbaikan sejalan dengan potensi keyakinan konsumen yang membaik, Prompt Manufacturing Index (PMI) yang masih tinggi di atas 50% (ekspansi), tren penjualan eceran yang positif, prognosa produksi tanaman pangan dan hortikultura yang meningkat, serta peningkatan kinerja mayoritas kegiatan usaha sektor prioritas,” jelas Doddy.

Masih menurut penjelasan Doddy, perbaikan ekonomi itu disertai dengan laju inflasi gabungan kota/kabupaten dibulan Mei yang kembali turun menjadi 5,02% (yoy) dibandingkan April 2023 (5,35%, yoy).

“Penurunan ini diharapkan dapat berlanjut dan mencapai rentang sasaran inflasi nasional, meskipun terdapat tantangan menjelang HBKN Idul Adha,” harap Doddy.

Doddy juga berharap, sinergi dan kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim diharapkan akan dapat mengendalikan inflasi jelang momentum Hari Raya Idul Fitri 2023.

Lebih lanjut Doddy menyampaikan, bahwa kinerja intermediasi perbankan Jawa Timur di bulan April 2023 menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama pada kredit kelompok korporasi dan rumah tangga.

Terkait perkembangan sistem pembayaran, BI Jatim terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran, diantaranya melalui transaksi e-commerce dan uang elektronik yang tercatat tumbuh positif.

Minat penggunaan transaksi non-tunai, masyarakat Jatim juga meningkat, sejalan dengan perkembangan QRIS yang menggembirakan.

Per April 2023, Jawa Timur berhasil memenuhi 28,01% dan 43,6% dari target pengguna juga volume transaksi QRIS untuk tahun 2023.

Untuk dapat mencapai target sampai dengan akhir 2023, Doddy menegaskan, BI akan terus mengintensifkan edukasi dan literasi kepada masyarakat, termasuk inovasi fitur pada QRIS seperti tarik transfer dan setor, serta QRIS lintas negara yang telah diterapkan dengan Thailand dan Malaysia.

“Tahun 2023, kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan akan bertumbuh positif pada kisaran 4,6 – 5,4% (yoy) disertai laju inflasi IHK yang yang terus menurun ke dalam rentang sasaran,” paparnya.

Faktor yang menjadi pendorong terkendalinya inflasi di tahun 2023 adalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penyakit tanaman yang terkendali sehingga mengurangi risiko gagal panen, optimalisasi penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak sehingga lebih terkendali, dampak kenaikan BBM pada September 2022 yang telah selesai, dan harga komoditas global, khususnya energi yang menunjukkan tren penurunan.

Doddy Zulverdi menutup paparannya melalui penyampaian rekomendasi empat strategi kunci untuk tetap menjaga perekonomian Jatim.

Keempat strategi kunci tersebut adalah penguatan peran Jawa Timur sebagai ekspor industri manufaktur melalui percepatan hilirisasi agroindustri, peningkatan utilisasi kawasan industri, peningkatan ekspor, dan peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan, memperkuat peran Jawa Timur sebagai lumbung pangan nusantara melalui penguatan infrastruktur pangan, pertanian berbasis teknologi, dan kerja sama antar daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta perluasan pembiayaan rantai pasok, penguatan optimalisasi proses digitalisasi ekonomi Jawa Timur meliputi optimalisasi penggunaan QRIS, lokapasar dan perdagangan elektronik untuk UMKM, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP), dan penguatan infrastruktur digital yang lebih merata, serta meningkatkan inklusivitas ekonomi Jawa Timur melalui pariwisata, UMKM, dan ekonomi syariah. (awp)

Related posts

DPC AAI Officium Nobile Kota Surabaya Dan Kejari Tanjung Perak Surabaya Gelar Konsultasi Hukum Gratis Di Perhelatan Car Free Day

redaksi

Sidang Henry Jocosity Gunawan Memanas, Mantan Dirut PT Gala Bumi Perkasa Ditegur Hakim

redaksi

Cegah Penularan Covid  19 Makin Meluas Di Surabaya, Kapolda Jatim Bagikan 2 Juta Masker 

redaksi