surabayaupdate.com
HEADLINE INDEKS PENDIDIKAN & KESEHATAN

Dindik Kota Surabaya Prakarsai Edukasi Cegah Stunting Dan Pengetahuan Seputar Kekerasan Seksual Anak Dibawah Umur

Salah satu materi yang diterangkan dokter spesialis kandungan di acara The Power Of Woman And Girl Empowerment. (FOTO : parlin/surabayaupdate.com)

SURABAYA (surabayaupdate) – Pemerintah Kota Surabaya dan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya gelar seminar dan sharing pengalaman yang melibatkan para remaja putri dan guru-guru Bimbingan dan Konseling (BK) di Kota Surabaya.

Acara yang mengundang puluhan guru BK dan para remaja putri ini diberi tema The Power of Women And Girl Empowerment, Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

Kegiatan yang digelar di foodcourt salah satu mal di Surabaya, Kamis (24/8/2023) ini, membahas pemberdayaan anak dan perempuan, mencegah kekerasan terhadap anak dan perempuan, kesehatan reproduksi remaja, motivasi wirausaha dalam menjalankan UMKM.

Beberapa ahli dan orang yang berkompeten dibidangnya pun turut diundang sebagai motivator dan pembicara.

Selain dihadiri istri Walikota Surabaya, Rini Indriyani, S.Farm. Apt, kegiatan ini juga dihadiri beberapa dokter spesialis dibidang onkologi dan ginekologi serta beberapa pengusaha perempuan yang sukses menjalankan wirausahanya.

Kegiatan yang melibatkan Dindik Surabaya ini merupakan puncak kegiatan yang dihelat sebuah organisasi sosial di Surabaya yang mempunyai tujuan membantu pemerintah khususnya Pemkot Surabaya dalam hal pencegahan stunting dan pemberian edukasi kepad para remaja putri seputar seksualitas.

Ninik Sutini, salah satu pemerhati stunting dan kekerasan terhadap wanita dan anak menjelaskan, bahwa kegiatan ini diharapkan memberikan dampak positif kepada masyarakat Kota Surabaya khususnya kaum remaja perempuan Surabaya, supaya lebih memahami tentang stunting, bahaya yang ditimbulkan serta bagaimana cara mengatasinya.

Berbicara mengenai stunting, Ninik mengatakan bahwa saat ini masih banyak remaja putri maupun anak-anak perempuan yang masih dibawah umur, telah melakukan pernikahan.

“Pernikahan anak diusia dini inilah yang salah satunya menjadi penyebab terjadinya stunting,” ujar Ninik Sutini, Kamis (24/8/2023).

Karena (sebenarnya) masih belum siap menjalankan pernikahan diusianya yang masih belia, lanjut Ninik, kebanyakan dari pernikahan anak diusia yang relatif muda itu, akan berpengaruh terhadap anak yang dikandungnya.

“Pengetahuan anak yang telah menjalin pernikahan diusia masih dini ini sangat berpotensi terjadinya stunting. Oleh karena itu, kita mengkampanyekan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pernikahan anak,” ungkap Ninik.

Atas dasar itulah, lanjut Ninik, diperlukan edukasi kepada masyarakat. Dan edukasi serta sharing pengalaman itu diawali dari memberi pengetahuan kepada para guru BK baik sekolah negeri maupun swasta yang ada di Kota Surabaya.

Ninik juga menjelaskan, bahwa berdasarkan data yang dihimpun Dindik Kota Surabaya dan Dindik Propinsi Jawa Timur, masih banyak anak-anak usia sekolah yang melakukan pernikahan anak.

“Keterlibatan Dindik dalam terselenggaranya kegiatan ini sangat diperlukan karena Dindik-lah yang mempunyai data valid tentang daerah-daerah mana saja yang masih meminta dispensasi untuk dilakukan pernikahan anak,” ujar Ninik.

Oleh karena itu, sambung Ninik, berdasarkan data-data yang disupport Dindik itulah, disetiap-setiap sekolah di Surabaya baik SMP maupun SMA akan dilakukan edukasi kepada murid-muridnya, supaya tidak ada lagi pernikahan anak diusia dini, khususnya di usia sekolah.

Pemberian edukasi kepada para siswa siswi baik siswa yang masih bersekolah di SMP maupun di SMA ini bukan hanya seputar stunting dan bahayanya.

“Siswa siswi yang masih duduk di SMP dan SMA ini juga diberi pengetahuan seputar alat reproduksi, kesehatan alat reproduksi dan yang paling penting adalah etika di masyarakat seputar seksualitas,” papar Ninik.

Anak-anak yang telah mendapatkan edukasi seputar seksual, diharapkan lebih beretika dan dapat mengetahui mana saja yang bisa dianggap melanggar norma kesopanan dimasyarakat.

“Impact dari pendidikan etika itu ya tentu saja untuk menekan adanya pelecehan seksual baik disekolah maupun dalam kehidupan masyarakat hingga menekan timbulnya kekerasan seksual terhadap anak,” kata Ninik.

Untuk pencegahan dan menekan angka kekerasan seksual terhadap anak, para pemerhati perempuan dan anak ini juga terjun langsung ke sekolah-sekolah di Surabaya, baik SMP maupun SMA.

Disekolah-sekolah yang telah dikunjungi ini, para siswanya diberi edukasi tentang bagaimana merawat diri dan menjaga kebersihan serta kesehatan alat reproduksinya.

Sementara itu, Apriana Savitri nenambahkan, pemberian edukasi yang dilakukan para relawan ini semuanya sesuai arahan dari Dindik, termasuk sekolah mana yang hendak diberi edukasi untuk siswa siswinya.

Apriana kembali menjelaskan, di tahun pertama dan kedua, sudah 24 sekolah yang siswanya diberi edukasi, baik seputar stunting maupun kesehatan reproduksi wanita.

Dalam melakukan pendekatan kepada siswa-siswa di sekolah-sekolah yang hendak diedukasi, selalu melibatkan tenaga ahli. Para tenaga ahli inilah yang memberikan penjelasan kepada para siswa, supaya yang disampaikan itu bisa dimengerti.

“Ketika melakukan edukasi, bahasa yang digunakan dan teknik penyampaiannya, dikemas dalam kemasan kekinian yang mudah dimengerti para remaja masa kini,” jelas Apriana.

Banyak pihak sambung Apriana, yang menyambut baik edukasi ini. Bahkan, banyak pula siswa siswi di SMP maupun SMA yang telah mendapat edukasi, akhirnya mengerti bagian mana yang boleh disentuh dan bagian tubuh mana yang tidak bisa disentuh.

Untuk pencegahan stunting dan meringankan beban masyarakat yang tertimpa stunting, pemerintah sendiri telah turun tangan dengan cara memberikan susu, telur dan vitamin-vitamin kepad keluarga yang ada menderita stunting.

Istri Walikota Surabaya, Rini Indriyani, S.Farm. Apt dalam pidato pembukaan The Power of Women And Girl Empowerment ini juga mengatakan bahwa angka stunting di Kota Surabaya hingga hari ini telah mengalami penurunan, dari 5 persen menjadi 3 persen. (pay)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related posts

Seratus Personil Kepolisian Disiapkan Untuk Mengawal Kedatangan Eks Gafatar Di Bandara Juanda

redaksi

Dua Saksi Dipersidangan Lim Victory Halim Sebut Korban Sudah Dapat Keuntungan

redaksi

Tiga Terdakwa Narkoba Dengan Berat Keseluruhan 4,8 Kilogram Lolos Dari Hukuman Mati

redaksi